Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:30 WIB | Senin, 14 April 2014

Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia

Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Seminar bertajuk Fundamental Rights in the European Union: Lesson Learned for Indonesia digelar The Wahid Institute bersama European Network Against Racism (ENAR) menyoroti diskriminasi terhadap minoritas di Eropa di gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (14/4) (Foto-foto : Dedy Istanto).
Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Direktur The Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid saat memberikan kata sambutan, sekaligus membuka acara seminar tentang kondisi kelompok minoritas di Eropa.
Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia Arif Havas saat memberi kata sambutan di seminar yang digelar The Wahid Institute tentang masalah intoleransi, diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Para undangan tampak serius mendengarkan pemaparan dari para nara sumber dalam seminar yang digelar The Wahid Institute tentang intoleransi, diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Dr Marwan Muhammad (Collective Against Islamophobia in France), memaparkan kondisi Islamophobia di Eropa dalam seminar yang digelar The Wahid Institute.
Hak Dasar Minoritas Muslim di Uni Eropa Pelajaran bagi Indonesia
Michael Privot, Director of European Network Against Racism, hadir sebagai salah satu nara sumber dalam seminar yang digelar oleh The Wahid Institute.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pascaserangan teror menara World Trade Center (WTC) New York pada 11 September 2001,  Islamofobia menyebar di negara-negara Barat, mengidentikkan Muslim sebagai pelaku terorisme. Kekeliruan pandangan dan stereotip masih terjadi sampai saat ini, terutama dengan melihat berbagai aksi teror masih berlangsung.

Berkembangnya pandangan tersebut, seolah Islam merestui tindakan intoleransi dan terorisme yang sampai saat ini terus terjadi. Berdasarkan laporan bayangan dari European Network Against Racism (ENAR) pada 2012, diskriminasi, intoleransi, dan rasisme terhadap minoritas seperti Muslim, Yahudi, warga keturunan Afrika, dan para imigran meningkat dan menyebar di hampir seluruh belahan negara di Eropa. Kelompok Muslim jadi pihak yang paling banyak mengalami kasus-kasus diskriminasi dan intoleransi,  terjadi di dalam sektor pekerjaan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan penegakan hukum.

Masalah itu menjadi perbincangan dalam seminar yang digelar The Wahid Institute bekerja sama dengan ENAR, bertajuk “Fundamental Rights in the European Union: Lesson Learned for Indonesia“ di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (14/4).

Hadir sebagai nara sumber Direktur The Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid bersama Dr Michael Privot (Director of European Network Against Racism), Dr Marwan Muhammad (Collective Against Islamophobia in France) dan Arif Havas Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia.

Seminar itu diharapkan dapat memberi pemahaman lebih komprehensif terhadap berbagai masalah diskriminasi atas minoritas yang dihadapi Uni Eropa dan Indonesia, ujar Yenny Zannuba Wahid. Selain itu juga dapat meningkatkan sinergi antara masyarakat sipil di Uni Eropa dan Indonesia dalam konteks kerja sama perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home