Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:23 WIB | Selasa, 09 Februari 2016

Harga Minyak Naik Tipis Setelah Dilanda Aksi Jual

Ilustrasi: pengeboran minyak. (Foto: foxoildrilling.com)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia pada hari Selasa (9/2), setelah dilanda aksi jual selama tiga hari yang mengirim patokan Amerika Serikat kembali di bawah 30 dolar AS per barel.

Tetapi para analis mengatakan melimpahnya pasokan dan pelemahan ekonomi dunia akan tetap menekan komoditas.

Kenaikan dalam dua kontrak berjangka minyak terjadi juga meskipun kekacauan melanda seluruh pasar ekuitas Asia, didorong oleh kekhawatiran baru tentang prospek global.

Para pedagang telah mengirim harga minyak terjun pada Senin, karena pembicaraan antara Arab Saudi dan Venezuela tentang upaya membawa stabilitas pasar tidak menghasilkan apa-apa.

Ada harapan Saudi akan mendukung seruan pertemuan kelompok produsen minyak OPEC -- yang merupakan anggota kunci -- tapi negara itu enggan melakukannya.

OPEC telah menolak untuk memangkas produksi karena mereka mencoba untuk mempertahankan pangsa pasarnya dalam menghadapi persaingan dari minyak serpih AS.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret merosot 3,9 persen menjadi 29,69 dolar AS per barel dan Brent anjlok 3,5 persen menjadi 32,88 dolar AS per barel pada hari Senin.

Pada hari Selasa, WTI naik 31 sen atau 1,0 persen pada 30,00 dolar AS per barel dan Brent menguat dua sen atau 0,1 persen menjadi 32,90 dolar AS per barel, sehari sebelum AS merilis data cadangan resmi yang berada pada tingkat tertinggi sejak 1930.

Harga minyak mentah telah jatuh lebih dari 70 persen sejak pertengahan 2014, terpukul keras oleh badai sempura kelebihan pasokan, lemahnya permintaan, pelambatan ekonomi global dan dolar yang kuat.

Menambah itu adalah kedatangan segera produksi Iran ke pasar dunia setelah sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya dicabut.

"Ini waktu yang sangat fluktuatif dan sulit untuk minyak," Ric Spooner, seorang kepala analis di CMC Markets di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.

Pasar akan terus mengalami kelebihan pasokan untuk beberapa bulan ke depan, kata Spooner. "Kami memiliki Iran kembali, sudah ada jalan yang signifikan dalam produksi dan persediaan AS yang tinggi, yang berarti tekanan turun ada di sana." (AFP/Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home