Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:49 WIB | Kamis, 08 Januari 2015

Harga Minyak Perpanjang Kenaikan di Perdagangan Asia

Ilustrasi harga minyak. (Foto: istimewa)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Minyak memperpanjang kenaikannya di Asia pada Kamis (8/1), menyusul penurunan stok minyak mentah AS yang menunjukkan permintaan di ekonomi terbesar dunia itu lebih kuat, tetapi analis mengatakan harga tetap di bawah tekanan karena pasokan global berlimpah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 38 sen menjadi USD 49,03 (Rp 633.495) per barel di perdagangan sore.

Sementara, patokan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik 27 sen menjadi USD 51,42 (Rp 653.709). Brent pada Rabu (7/1) sempat merosot di bawah USD 50 (Rp 635.657)untuk pertama kalinya sejak 2009.

Harga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan stok minyak AS jatuh 3,1 juta barel menjadi 382,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Januari.

"Karena persediaan AS lebih rendah dari yang diharapkan, kami memperkirakan harga minyak mentah akan tetap stabil di sekitar batas 50 dolar AS, setidaknya untuk perdagangan minggu ini," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

Namun para analis mewaspadai banyak angka dalam keuntungan harga baru-baru ini mengingat secara keseluruhan dinamika pasokan dan permintaan, dengan Ang memprediksi "bearish trend" akan berlanjut kuartal ini.

Minyak mentah telah kehilangan hampir setengah nilainya sejak Juni karena kelebihan pasokan global, perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan pasar negara berkembang, resesi di Jepang serta stagnasi di zona euro.

Mata uang AS yang kuat juga mengurangi permintaan untuk minyak yang dihargakan dalam dolar, serta kekhawatiran gejolak lain jika Yunani yang sedang bermasalah keluar dari zona euro.

"Ketidakpastian saat ini tentang apakah Yunani akan tetap dalam zona euro memperburuk kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di Eropa dan berdampak negatif pada harga patokan," kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek Minyak dan Gas Asia-Pasifik di organisasi jasa profesional EY.

Ada kekhawatiran bahwa kemenangan bagi partai sayap kiri Syriza pada pemilu 25 Januari di Yunani bisa melihat mereka meninggalkan langkah-langkah ketat dipersyaratkan di bawah program bailout (dana talangan) Uni Eropa-IMF untuk negara itu, sebuah langkah yang bisa melihatnya keluar dari blok mata uang. (AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home