Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 14:57 WIB | Kamis, 20 Agustus 2015

Hubungan Membaik, BKPM Bidik Australia Fokus Pemasaran Investasi

Dari kiri: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, pada KTT ke-25 ASEAN di Naypyitaw, Myanmar, 12 November 2014. (Foto: Barbara Walton/EPA)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan Australia menjadi salah satu fokus baru pemasaran investasi Indonesia guna mencapai target realisasi investasi sebesar Rp3.500 triliun dalam lima tahun ke depan.

"Australia menjadi salah satu fokus pemasaran investasi Indonesia, menambah lima negara lainnya yakni Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan," kata Franky dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Selain Australia, BKPM juga menambah negara fokus baru pemasaran investasi Indonesia yaitu Amerika Serikat, Inggris, Uni Emirat Arab serta negara-negara Timur Tengah lainnya dalam upaya meningkatkan realisasi investasi.

Berdasarkan data BKPM, selama kurun waktu 2010 hingga Semester I 2015, total realisasi investasi Australia mencapai 1,9 miliar dolar AS.

Australia menduduki peringkat ke-12 sebagai penyumbang investasi di Indonesia.

Sebanyak 42 persen investasi Australia merupakan investasi di bidang kimia dasar, barang kimia dan farmasi, diikuti oleh 41 persen investasi pertambangan, dan 4 persen investasi di bidang industri logam dasar.

Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema, mengatakan, pengusaha Australia harus mulai lebih berani mengambil risiko dan melakukan investasi di Indonesia.

Menurut dia, selama ini, kalangan pebisnis Australia lebih banyak melakukan perdagangan dan dinilai sangat berhati-hati dalam melakukan investasi.

"Jadi karakteristik pengusaha Australia yang `risk adverse` membuat mereka seringkali ketinggalan dengan investor-investor di negara-negara seperti Jepang dan RRT dalam mengambil keputusan berinvestasi," katanya.

Masalah tersebut, menurut Nadjib, disebabkan oleh ketidakpahaman budaya kedua negara.

"Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Singapura beberapa waktu lalu menekankan pentingnya untuk tetap melakukan investasi meskipun dalam keadaan krisis," ujarnya.

Sebelumnya, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp3.500 triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Untuk mencapai target realisasi tersebut, BKPM tetap mempertahankan lima sektor yang menjadi fokus pemasaran investasi yaitu infrastruktur, industri, pertanian, maritim, serta pariwisata dan kawasan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hubungan Indonesia dan Australia kini lebih baik, setelah kunjungan Menteri Kehakiman Australiam, Michael Keenan ke Jakarta, sebagai menteri Australia pertama yang mengunjungi Jakarta sejak eksekusi mati dua warga Australia yang lebih populer dengan sebutan Bali Nine.

Keenan berada di Jakarta pekan ini untuk membicarakan cara pencegahan teroris asing dan ISIS bersama mitranya di Indonesia.

Keenan mengatakan hubungan kedua negara sangat kuat dan mengumumkan bahwa kedua negara akan menjadi tuan rumah bersama konferensi tentang pencegahan pembiayaan terorisme pada November mendatang.

"Sekarang saya kira hubungan kedua negara mulai normal dibanding beberapa bulan lalu. Duta Besar Australia sudah kembali. Setiap bulan ada menteri Australia yang datang ke Jakarta," kata dia. (Ant/Sydney Morning Herald)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home