Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 21:47 WIB | Kamis, 21 November 2013

Indonesia Tunggu Klarifikasi dan Tunda Kerja Sama dengan Australia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta, Rabu (20/11) meminta pemerintah Australia memberikan pernyataan resmi tentang penyadapan dan pemerintah Indonesia akan meninjau kembali sejumlah kerja sama yang melibatkan kedua pihak. (Foto: Ant)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia masih menunggu klarifikasi resmi pemerintah Australia terkait informasi penyadapan terhadap pejabat tinggi di negeri ini, termasuk Presiden dan Ibu Negara, meski PM Abbot telah menyampaikan penyesalan mendalam terkait hal tersebut. Dan selama menunggu, sejumlah kerja sama kedua negara ditunda.

"Kami memang mendapat informasi saat penerimaan Perdana Menteri Belanda di Jakarta (Rabu 20/11) bahwa di Parlemen Australia, Perdana Menteri Tony Abbott menyampaikan secara tulus penyesalan yang dalam. Namun tentu karena memang yang ditunggu yang kita butuhkan adalah penjelasan resmi dari pihak pemerintah Australia," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, Kamis (21/11) di Jakarta.

"Ya kita akan menunggu bagaimana respon atau tanggapan dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, terhadap surat presiden yang sudah dikirimkan semalam (Rabu malam-red)," kata dia.

Julian mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia masih menunggu klarifikasi resmi sambil menunda sejumlah kerja sama di beberapa bidang terkait penyadapan yang terjadi tahun 2009 itu.

"Kami sementara dalam posisi menunggu respon atau surat ya. Karena bagaimanapun dalam pandangan kami, surat resmi merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang lazim. Jadi presiden telah kirim surat sebagai ekspresi terhadap apa yang beliau rasakan selama ini, tentu mewakili Indonesia, kepada pemerintah Australia, dalam hal ini Perdana Menteri Tony Abbott. Kita tunggu jawabannya," kata dia seperti dikutip Antara.

Dia menambahkan, "Saya belum bisa memberikan pernyataan atau tanggapan secara rinci. Kami tidak bicara mengenai timeline atau tenggat waktu di sini, namun bagaimana kemudian ini berkembang mungkin itu yang akan menjadi kebijakan atau policy kita. Artinya, kalau ditanyakan sampai kapan pembekuan kerja sama tertentu itu, tentu akan sangat kuat relevansinya dengan perkembangan yang kita ikuti. Jadi mudah-mudahan ada perkembangan yang positif mengenai hal ini. Kami percaya bahwa pemerintah Australia memiliki itikad baik untuk menyelamatkan hubungan kedua negara yang telah terjalin sekian lama."

Julian mengatakan, sejumlah kerja sama yang telah dan juga mungkin akan direncanakan, akan direview.

"Sejumlah kerja sama ya, jadi tidak seluruhnya. Dan yang pasti bahwa utamanya adalah yang berkaitan dengan isu-isu intelijen atau saling tukar info dan juga tentu dalam isu keamanan atau security issue," katanya.

Sementara mengenai peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh Australia, Julian enggan menanggapi. Ia hanya mengatakan bahwa Presiden sudah menyampaikan agar warga negara Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun di Australia diharapkan tenang menyikapi hal ini.

"Sebagaimana pesan dalam pernyataan bapak presiden kemarin disampaikan bahwa kepada seluruh warga negara Indonesia, baik yang berada di Australia maupun di Jakarta untuk tetap tenang, bisa menjaga diri dan waspada terhadap situasi-situasi yang memang tidak kita inginkan. Dan kami kira ini sudah disikapi oleh warga negara Indonesia. Mengenai travel warning saya tidak berkomentar itu. Itu bukan urusan kami, silakan ditanyakan kepada mereka yang mengeluarkan travel warning," kata dia menegaskan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home