Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:48 WIB | Jumat, 17 Juni 2016

Investor Tiongkok akan Bangun Pabrik Pemanis Buatan di RI

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani. (Foto: Dok. Satuharapan.com/Melki Pangaribuan)

SHANGHAI, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan Tiongkok yang berasal dari kota Yixing, Provinsi Jiangsu menganggarkan US$ 20 juta (sekitar Rp 278 miliar dengan kurs Rp 13.900 per dolar AS) untuk membangun pabrik pemanis buatan di Indonesia.

Saat ini, perusahaan memiliki pabrik di Tiongkok dengan kapasitas produksi 10.000 metrik ton (MT) per tahun. Dari kapasitas tersebut, setiap tahunnya sekitar 2.000 MT di ekspor ke Indonesia dan total 6.000 MT diekspor ke beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura, kemudian sisanya untuk pasar dunia lainnya.

Kepala Badan Koordinasi Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa berawal dari sukses mereka memasok pasar di Indonesia, perusahaan berencana untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Perusahaan berminat berinvestasi di Indonesia membangun industri pemanis buatan dengan total rencana investasi sekitar senilai US$ 20 juta dengan kapasitas produksi 4.000 MT per tahun, dan membutuhkan lahan seluas 2,5-3 hektar,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, hari Jumat (17/6).

Menurut Franky, pabrik yang dibangun di Indonesia akan memenuhi kebutuhan kawasan Asia Tenggara. “Jadi 20 persen untuk pasar lokal, sementara yang 80% akan di ekspor keluar Indonesia, dipasarkan di negara-negara Asia Tenggara lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut Franky mengemukakan bahwa saat ini perusahaan sedang dalam tahap mencari lokasi investasi. “Ada beberapa alternatif lokasi yang mengemuka, namun perusahaan mengincar beberapa lahan yang ada di Provinsi Jawa Barat,” katanya.

Perusahaan pemanis buatan tersebut tergolong pemain global yang sudah mendunia. Pada periode April 2015-Mar 2016, calon investor potensial tersebut telah menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor pemanis buatan ke seluruh dunia dan juga menguasai 58 persen pangsa pasar di Tiongkok.

Pertemuan dengan perusahaan tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Shanghai, Tiongkok. Kunjungan ke Shanghai akan menutup serangkaian pertemuan roadshow yang dilakukan di tiga kota utama di Tiongkok yakni Qingdao, Hangzhou dan Shanghai.

Kunjungan yang dilakukan oleh Kepala BKPM adalah bagian dari Roadshow pemasaran investasi ke 10 provinsi di Tiongkok. Tiongkok telah menjadi salah satu sumber investasi utama bagi Indonesia. US$ 2,6 miliar investasi terealisasi sejak tahun 2010. Terutama di sektor infrastruktur, industri logam, mesin, dan elektronik.

Sejak 2010, sudah US$ 52,3 miliar komitmen investasi asal Tiongkok terdaftar di BKPM. Dari data yang dimiliki oleh BKPM, periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi dari RRT mencapai US$ 464 juta terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 tenaga kerja. Posisi Tiongkok tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong (Republik Rakyat Tiongkok).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home