Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 09:21 WIB | Rabu, 25 November 2015

ISIS Pukuli Gadis Austria Sampai Mati karena Ingin Lari

Samra Kesinovic, gadis Austria berdarah Bosnia, dilaporkan tewas dipukuli oleh ISIS karena mencoba ingin lepas dari cengkeraman kelompok teror itu. Samra dan temannya sebelumnya 'dinobatkan' sebagai Gadis Poster Jihad, dipakai sebagai propaganda menarik perempuan-perempuan muda bergabung dengan ISIS (Foto: lockerdome.com)

WINA, SATUHARAPAN.COM - Seorang gadis remaja Austria dipukuli sampai mati karena ia berubah pikiran dan ingin pulang setelah bergabung dengan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Samra Kesinovic, 17 tahun, bergabung dengan ISIS tahun lalu dan pergi ke Suriah, demi menikah dengan kekasihnya yang anggota ISIS. Ia dipukuli hingga meninggal karena mencoba meninggalkan Raqqa, kota yang kini dikuasai ISIS.

Informasi ini diperoleh dari seorang perempuan yang pernah tinggal bersamanya tetapi berhasil lolos dan ramai diberitakan oleh media lokal Austria, seperti dilansir oleh nydailynews.com.

Media lokal Austria memberitakan Kesinovic lari dengan temannya, Sabina Selimovic, 15, tahun lalu. Di mata ISIS, pada awalnya dua remaja ini diistimewakan, dinobatkan sebagai "Gadis Poster Jihad."  Gambar-gambar mereka dipakai oleh ISIS untuk menginspirasi gadis-gadis muda lainnya agar bergabung dengan ISIS.

Selimovic diduga tewas tahun lalu.

Media Eropa melaporkan bahwa salah satu dari dua anak perempuan Barat tewas dalam pertempuran ISIS September lalu, sementara laporan kedua pada bulan Desember menegaskan kembali bahwa salah satu dari dua remaja itu telah tewas.

Laporan itu tidak menjelaskan mana dari mereka yang dilaporkan telah meninggal itu, tetapi kabar dugaan kematian pemukulan Kesinovic ini tampaknya menunjukkan Selimovic adalah yang pertama dari dua yang dibunuh.

Gadis-gadis itu berasal dari keluarga pengungsi Bosnia yang menetap di Austria setelah Perang Bosnia pada awal 90-an. Kedua temannya lahir di Austria, tapi akhirnya tergoda untuk Suriah.

Para ahli percaya bahwa remaja Austria itu menikah dengan pejuang ISIS dan mungkin telah dikirim ke medan perang. Gadis-gadis semakin sering digunakan sebagai pejuang di medan perang karena ISIS percaya bahwa siapa pun yang dibunuh oleh seorang wanita tidak bisa masuk surga.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home