Israel Tetapkan Tersangka Terkait Hilangnya Remaja

TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Israel menetapkan dua tersangka penculikan terkait hilangnya tiga remaja Israel.

Pasukan keamanan menyatakan tersangka Marwan Qawsmeh dan Amer Abu Aisha berhubungan dengan kelompok milisi Hamas, Kamis (26/6).

Badan keamanan internal Shin Bet mengatakan kedua pria tersebut, yang berasal dari kota Hebron di Tepi Barat, pernah mendekam di penjara Israel karena tuduhan melakukan “aktivitas teroris.”

“Dua tersangka teroris yang melakukan penculikan tersebut adalah Marwan Qawsmeh dan Amer Abu Aisha, anggota hamas di Hebron, yang diburu” oleh Shin Bet dan militer, menurut sebuah pernyataan.

Israel menuduh Hamas sebagai dalang penculikan remaja, yang kemudian dibantah Hamas.

Ratusan warga Palestina telah ditahan dalam rangka pencarian remaja. Lima orang juga tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel yang mencari remaja di Tepi Barat.

Ayah Amer Abu Aisha menegaskan kepada kantor berita AFP anaknya tidak terilbat dengan hilangnya remaja Israel.

Tapi ia tidak pernah melihat anaknya sejak ketiga remaja Israel menghilang.

Naftali Frenkel dan Gilad Shaar, masing-masing 16 dan remaja 19 tahun Eyal Yifrach menghilang dalam perjalanan pulang menuju pemukiman Yahudi. Naftali memiliki kewarganegaraan ganda, AS dan Israel.

Pemimpin Hamas, Khaled Meshal, hari Kamis menyatakan “ia tidak memiliki informasi apa pun terkait hilangnya remaja Israel”.

Hilangnya remaja Israel memicu operasi pencarian besar-besaran di Tepi Barat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan insiden ini sebagai “konsekuensi kemitraan dengan Hamas” dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menandatangani kesepakatan dengan Hamas April tahun ini.

Netanyahu menyatakan ia mengharapkan Abbas memutus kesepakatan dengan Hamas. (aljazeera.com/AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja