Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 15:20 WIB | Sabtu, 03 Mei 2014

Jacksen Tiago: Kolektivitas Lahir dari Kedisiplinan

Jacksen Tiago: Kolektivitas Lahir dari Kedisiplinan
Jacksen Tiago memeragakan freestyle soccer kepada sejumlah pewarta usai memberi keterangan pada Sabtu (3/5). (Foto-foto: Prasasta).
Jacksen Tiago: Kolektivitas Lahir dari Kedisiplinan
Tim Sekolah Sepak Bola Passer Metro Lampung yang berhaisl menjuarai Aqua DNC 2014 Regional Jakarta pada Sabtu (27/4) yang lalu.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago mengatakan pada Sabtu (3/5) di Pertamina Learning Center, Jakarta bahwa pesepak bola usia dini di Indonesia pada umumnya penting untuk diajak bekerja sama dalam tim, karena membentuk kedisiplinan.

Hal ini merupakan salah satu materi yang dia kemukakan saat memberi keterangan kepada sejumlah pewarta yang hadir dalam Briefing Media: Aqua Danone Nation Cup Coaching Clinic (Aqua DNC) 2014.

“Para pelatih (sepak bola –red) di Indonesia harus menekankan kerja sama dalam tim, aspek ini didapat kalau seorang pelatih dapat membentuk dan menekankan kedisiplinan, kesabaran, jiwa petarung, serta semangat pantang menyerah kepada pesepak bola usia dini,” kata Jacksen Tiago.

“Dengan demikian mereka (pesepak bola usia dini – red) tidak hanya piawai bermain bola tetapi juga menjadi pribadi Indonesia yang berkarakter dan berhati mulia,” lanjut mantan pesepak bola Petrokimia Gresik tersebut.

Jacksen, menurut keterangan pihak Aqua DNC, memberi pengalaman semasa menjadi pesepak bola di Brasil dan Indonesia serta berbagi ide tentang perkembangan sepak bola terutama bagi usia dini.

Menurut pihak Aqua DNC, Jacksen Tiago akan memberi pelatihan dan tips menangani pesepak bola usia dini bagi 16 pelatih tim yang berhasil lolos pada masing-masing final regional Aqua DNC 2014.

Kedisiplinan Bergantung Kepada Peran Pelatih

Jacksen menyayangkan saat ini di Indonesia banyak pihak yang berkepentingan di sepak bola hanya ingin melihat hasil akhir tanpa memikirkan proses keberhasilan tercipta.

“Saat ini kendala dalam sepak bola tidak hanya berbicara tentang teknis saja, tetapi menurut saya peran para pelatih itu penting, karena dari mereka harus memberi contoh konkret terlebih dahulu tentang nilai-nilai kedisiplinan, kesabaran, dan pembentukan mental saat latihan,” lanjut Jacksen.

Harus Bina Bertahap Sesuai Usia

Jacksen mengatakan dalam sepak bola pelatih wajib menekankan kedisiplinan kepada anak-anak agar bermain bola wajar sesuai dengan usia mereka, karena  tingkat kesulitan dalam sepak bola setiap pesepak bola berbeda-beda.

“Pelatih harus memberi porsi latihan yang tepat, dan mencermati cara bermain anak-anak, contohnya adalah usia 10 sampai 12 tahun,” kata Jacksen.

Jacksen mengatakan pada usia tersebut ada poin-poin yang harus pelatih kuasai, misalnya dia memberi contoh seorang pesepak bola usia tersebut ditargetkan untuk dapat tahu apa itu permainan sepak bola, sehingga bisa menguasai bola dengan bebas, dan gembira. 

Kemudian setelah usia 12 hingga 15 tahun pesepak bola usia dini harus paham bagaimana bermain secara kolektif. “Kemudian pada tahapan usia 14 menjelang 15 tahun sewajarnya pelatih harus mengenalkan adanya taktik dalam sepak bola untuk mencapai kemenangan,” lanjut Jacksen.

Jacksen menyayangkan beberapa pelatih di Indonesia tidak melalui proses ini dalam membentuk pemain muda di beberapa klub Liga Indonesia, sehingga dia mengevealuasi secara singkat dengan mengatakan perkembangan sepak bola Indonesia masih stagnan.

“Kalau di Indonesia, usia anak-anak banyak yang main bola seperti yang usia senior, dan kita tidak lihat adanya pembentukan proses. Karena saya kebanyakan melihat sepak bola di Indonesia adalah permainan yang bertujuan untuk menang, akan tetapi tanpa adanya karakter yang matang dari seorang pemain,” kata pelatih Persipura Jayapura tersebut.

Jacksen menginginkan adanya pembentukan proses psikologi pada sepak bola sembari memberi contoh klub-klub besar seperti Manchester United, Chelsea, Juventus, hingga AC Milan tidak hanya memiliki staf tukang pijat, atau pelatih utama dan kiper, tetapi beberapa staf yang menangani masalah aspek psikologi pemain.

Peran para psikolog klub penting karena keberhasilan sebuah tim, menurut jacksen, bukan hanya kemenangan angka tetapi keunggulan karakter para pemainnya.

“Dengan adanya coaching clinic Aqua DNC 2014 ini saya dapat memberikan ilmu pengetahuan kita guna tentang sepak bola dunia, karena sepak bola tidak hanya milik Brasil, tetapi milik semua,” tutup Jacksen Tiago.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home