Loading...
HAM
Penulis: Endang Saputra 05:11 WIB | Rabu, 14 Januari 2015

Jalaluddin: Penyerangan Charlie Hebdo Memprihatinkan

Anggota Komisi VIII DPR RI Jalaluddin Rakhmat (ketiga dari kiri) dalam diskusi “Politik Kebhinnekaan di Indonesia: Tantangan dan Harapan”. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi VIII DPR RI Jalaluddin Rakhmat mengatakan penyerangan dan pembunuhan di kantor redaksi Charlie Hebdo di Paris yang mengakibatkan 12 orang tewas dan 10 lainnya luka, kejadian tersebut menimbulkan keprihatinan.

Menurutnya, peristiwa itu malah memantik kecaman dan solidaritas dari masyarakat dunia. Penyerangan itu dilakukan setelah majalah satir tersebut mencuitkan kartun tentang Pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIL) atau Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), Abu Bakar Al-Baghdadi. Sebelum kejadian itu, kelompok Taliban di Pakistan melakukan serangan brutal di sekolah Peshawar pada 17 Desember 2014 lalu. Serangan itu mengakibatkan sedikitnya 141 meninggal dunia. Sebagian besar anak-anak sekolah.

Kejadian itu, kata Jalaluddin Rakhmat menunjukkan bahwa penghargaan terhadap kebinekaan belum menjadi sikap hidup pada sebagian orang.

“Banyak orang-orang yang menyelesaikan perbedaan pendapat, perbedaan paham, dan ketidaksetujuan sikap dengan cara kekerasan dan bahkan pembunuhan. Negara punya tanggung jawab untuk memastikan semua warga negaranya dilindungi dan mendapat perlakuan yang sama,” kata Jalaluddin Rakhmat dalam diskusi dengan tema “Politik Kebhinnekaan di Indonesia: Tantangan dan Harapan” di Aula PP Muhammadiyah Jl Menteng Raya No. 67, Jakarta Pusat, Selasa (13/1) malam.

Dikatakan Jalaluddin Indonesia memiliki modalitas sosial bahkan politik untuk mengembangkan kemajemukan bangsa secara lebih produktif dan berkeadilan.

“Kebinekaan yang merupakan sunantullah belum menjadi jadi jati diri dan sikap hidup banyak orang. Yang lebih ironis, sikap hidup yang menjunjung sektarianisme dan intoleransi justru banyak dijadikan acuan dan pegangan. Klaim tunggal kebenaran dan keinginan untuk memaksa orang lain mengikuti pendapatnya, sekalipun itu dengan paksaan masih mendominasi wajah sosial, budaya, dan politik banyak orang di dunia,” katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home