Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 08:42 WIB | Jumat, 11 November 2022

Jokowi Bertemu Presiden ADB, dan Bahas Situasi Ekonomi

Dalam pertemuan bisnis, Jokowi menyebutkan masa depan ASEAN adalah ekonomi digital dan ekonomi hijau.
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamis, 10 November 2022. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM-Di sela rangkaian penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Asian Development Bank (ADB), Masatsugu Asakawa, di Phnom Penh, hari Kamis, 10 November 2022.

 Presiden Jokowi mendiskusikan proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara khususnya di tahun depan saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN dengan tema utamanya adalah ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

 “Saya ingin mendengar langsung pandangan Bapak Sasakawa,” kata Presiden Jokowi.

 Menurut  Jokowi, dalam laporan ADB terkait pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara, meski lebih baik dari kawasan lainnya, namun pertumbuhan tahun ini turun dari 5.1% menjadi 4.9%.

 “Penurunan permintaan global akan tingkatkan laju inflasi dan instabilitas finansial di kawasan. Tentu ini harus membuat kita semua di kawasan waspada,” kata Jokowi.

 Sementara itu dalam pengantarnya, Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyampaikan selamat atas kinerja ekonomi Indonesia yang sangat baik. Selain itu, Presiden ADB juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di G20, menurutnya sejauh ini Indonesia dinilai baik dapat menavigasi G20.

Peran Sektor Swasta di ASEAN

Dalam pertemuan pemimpin ASEAN dengan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di Phnom Penh, Jokowi juga mengingatkan, meskipun perekonomian di ASEAN tetap positif saat dunia tengah dilanda gelombang krisis, kawasan ini perlu tetap waspada.

“Total GDP ASEAN masih di atas tiga triliun dolar AS dan ASEAN ekonomi terbesar ke-5 dunia. Dalam situasi guncangan finansial ini, tentu kita semua harus waspada. Kemitraan dunia usaha dan pemerintah harus makin diperkuat. Sektor swasta memiliki peran sangat penting,” kata Jokowi.

 Untuk jangka pendek, Presiden mendorong untuk memperkuat resiliensi ekonomi ASEAN. Hal ini memerlukan countermeasures dan kebijakan makroprudensial pemerintah yang adaptif untuk stabilkan keuangan dan stimulasi pergerakan ekonomi.

 “Sektor swasta juga harus forward looking, artinya cermat melihat krisis, berhati-hati, tapi bergerak cepat untuk adaptasi. Kecepatan dan ketepatan beradaptasi jadi kunci resiliensi ekonomi ASEAN,” kata Jokowi. Sementara itu untuk jangka panjang, menekankan pentingnya peningkatan daya saing ASEAN dimana kuncinya adalah inovasi.

 “Inovasi pastikan kita kompetitif di masa depan. Ekonomi digital dan ekonomi hijau adalah masa depan ASEAN. Ekonomi digital mampu tingkatkan produktivitas dan perluas akses pasar, sementara ekonomi hijau pastikan ASEAN terus tumbuh dan berkelanjutan,” kata Presiden.

Sektor UMKM

 Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga mengemukakan pentingya sektor UMKM bagi perekonomian ASEAN. Ada lebih dari 90 persen dunia usaha di kawasan adalah UMKM, di mana di Indonesia sendiri terdapat 65 juta UMKM.

“Kemajuan UMKM sangat berdampak pada ekonomi ASEAN, untuk itu sinergi kita menjadi sangat krusial untuk makin diperkokoh,” kata Jokowi.

 Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home