Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:44 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Kadin Tidak Terima Dituduh Kartel oleh KPPU

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe, menyatakan pihaknya tidak terima dituduh sebagai kartel komoditas pangan oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) beberapa waktu lalu.

“Kita enggak senang, kita sedih kalau kita dituduh kartel. Apanya kartel dari 32 perusahaan (feedloter)? 32 perusahaan mau mengatur barang-barang mana mungkin? Media saja ada beberapa, cuman delapan sampai sepuluh yang besar enggak pernah bisa mengatur,” kata Juan di Thamrin City, Jakarta, hari Selasa (14/6).

Enggak mungkin. Tuduhan itu kita bantah. Berkali-kali kita bantah. Itu yang kita sangat menyesali. Tapi kita senang terakhir menteri pertanian mengatakan tidak ada kartel di sana. Statement ini jadi pegangan kita dan supaya KPPU tahu gitu,” dia menambahkan.   

Sebelumnya Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf, memastikan ada mafia pada sejumlah komoditas pangan yang mempermainkan harga pangan setiap tahunnya, khususnya menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Hal itu dia pastikan setelah KPPU menghukum 32 feedloter (pengusaha penggemukan sapi) yang melakukan praktik kartel daging sapi.

“Nah indikasi yang mengarah ke sana itu yang kita lihat mafianya. Tapi apakah ada? Nanti proses hukum yang akan menentukan,” kata Syarkawi Rauf kepada satuharapan.com di Kantor KPPU, Jakarta, hari Selasa (7/6).

"Kita sudah menghukum 32 feedloter bahkan kita buktikan bahwa mereka memang melakukan praktik kartel. Nah, kemungkinan terjadinya praktik yang sama di komoditas yang lain itu sangat besar," kata dia menegaskan.

Menurut dia, setiap komoditas ada perusahaan yang dominan menguasai pasar juga menyebabkan timbulnya kartel atau praktik persekongkolan untuk menetapkan harga di pasaran.

"Di setiap titik itu ada perusahaan-perusahaan yang dominan. Nah, perusahaan-perusahaan yang dominan di pasar inilah yang berpotensi melakukan persengkokolan untuk menahan pasokan ke pasar, harga menjadi tinggi atau bahkan mereka bersepakat untuk menetapkan harga," katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home