Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Minggu, 26 Juni 2016

Kasih yang Aktif

Mengasihi adalah berani mengoreksi, berani membersihkan luka....
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Pernyataan pastoral PGI tentang LGBT beredar di masyarakat.  Surat sepanjang empat halaman itu mengundang pro dan kontra di kalangan umat Kristen.

Memandang LGBT adalah memandang manusia ciptaan Tuhan.  Dan memang itulah seharusnya yang kita lakukan.  Kita tidak dapat menutup mata bahwa LGBT memang ada sejak jaman dahulu kala.  Demikian pula dengan sifat Tuhan yang Maha Pengasih, kita pun tahu dan mengenal-Nya secara pribadi.Dalam pernyataan tersebut PGI mengimbau kebesaran hati umat gereja untuk menerima dan menolong para LGBT karena mereka mengalami diskriminasi dan ketidakadilan.

Ingatan saya kembali saat saya masih kecil, dipanggil seseorang yang dikenal sebagai ”Om Gereja”, yang berkeliling kampung pada Minggu sore mengajak anak-anak datang ke rumah mungilnya.  Dengan memainkan gitar dia mengajari kami bernyanyi, kemudian istrinya bercerita sambil menempelkan gambar-gambar pada seulas kain flanel hitam.

”Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan… beranakcuculah dan bertambah banyak….” Gambaran itu tiba-tiba terkenang kembali, bagaimana seorang anak kecil menatap dan mendengarkannya dengan mata tertegun.

”Bersihkan lukanya, lalu beri obat, dan tutup dengan plester,” demikian perawat menjelaskan perawatan luka pascaoperasi pada saya. ”Kalau tidak tega membersihkannya,” lanjutnya, ”langsung ditutup obat, maka luka itu bisa menjadi infeksi dan bertambah parah.”

Inilah yang harus dilakukan, bersihkan luka mereka, kasihi mereka, namun berikan pertolongan agar mereka bisa lepas dari kecenderungannya.  Mengucilkan, membuang, bahkan mendiskriminasi mereka adalah tindakan yang berlawanan dengan kasih. Tetapi menganggap mereka tidak ada apa-apanya juga bukan tindakan kasih tapi hanya mengasihani, karena Allah menciptakan hanya laki-laki dan perempuan. Mengasihi adalah berani mengoreksi, berani membersihkan luka, tega menahan perihnya tetesan antiseptik pada luka.

Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk memenuhi bumi, dan untuk itu diperlukan sperma dan ovum dari makhluk yang dinamakan laki-laki dan perempuan. Kasih yang tulus adalah kasih yang aktif, kasih yang mendidik. Marilah kita kasihi mereka dengan kasih yang aktif.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home