Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 19:19 WIB | Senin, 18 April 2016

KBRI Beri Pengobatan WNI Terluka Akibat Gempa Jepang

Ilustrasi: Petugas polisi tengah melakukan pencarian warga yang hilang di pascadua gempa bumi menghantam wilayah Mashiki, prefektur Kumamoto hari Minggu (17/4). Sebagian besar petugas penyelamat berpacu melawan cuaca dan ancaman longsor guna menjangkau orang-orang yang masih terjebak. (Foto: Kazuhiro Nogi/AFP).

TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang mengeluarkan pernyataan resmi bahwa saat ini melakukan perawatan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) yang mengalami luka-luka akibat gempa  di Jepang.

“Dua Warga Negara Indonesia yang merupakan mahasiswa  yang mengalami luka-luka itu sudah mendapat penanganan medis dan perlahan-lahan pulih,” sebut pernyataan resmi KBRI Tokyo, hari Minggu (17/4).

Pernyataan resmi tersebut menambahkan dua WNI yang tidak diungkap identitasnya itu   telah kembali ke rumah  dan saat ini mereka telah kembali lagi ke tempat pengungsian yang telah ditentukan.

“Terkait gempa itu, pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita kepada korban dan keluarga korban,” demikian lanjut keterangan resmi KBRI.

Sementara itu seperti diberitakan telegraph.co.uk, hari Minggu (17/4), Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe mengakui pihaknya mengalami kesulitan melakukan misi penyelamatan dan proses evakuasi serta pencarian korban, karena akses menuju Mashiki dan Minamiaso terputus, tim penyelamat dari Prefektur Kumamoto harus melawan  cuaca yang tidak bersahabat.

”Tidak ada yang lebih penting daripada nyawa manusia,” kata Abe.

Tim KBRI Tokyo

Kedutaan Besar Republik Indonesia telah membentuk tim reaksi cepat yang bertugas menyalurkan bantuan ke Prefektur Kumamoto, dan tim telah diterjunkan menyalurkan obat-obatan, peralatan tidur, dan kebutuhan makanan sejak hari Sabtu (16/4).

Tim Bantuan KBRI Tokyo merupakan tim pertama yang tiba di lokasi bencana Kumamoto dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

Tim mengunjungi tujuh titik evakuasi warga Indonesia, yang terbanyak adalah di Universitas Kumamoto, di perguruan tinggi tersebut terdapat 83 WNI termasuk 24 anak-anak WNI.

Keadaan warga di lokasi evakuasi, khususnya di Universitas Kumamoto, secara umum baik dan aman. Namun mengingat ketidakmenentuan kapan gempa akan berakhir dan dinyatakan aman untuk kembali ke rumah serta pembatasan air, makanan, air minum dan sebagainya, banyak warga yang stress dan trauma. Terlebih ada anak-anak yang memerlukan perhatian lebih. Mengingat fasilitas logistik umum di Kumamoto masih belum berjalan normal, KBRI Tokyo akan kembali mengirim Tim KBRI (Tahap 2) untuk kembali memberikan bantuan dan dukungan kepada WNI sampai situasi dapat kembali ke keadaan yang relatif lebih aman dan stabil.

Sedangkan, untuk menangani para WNI yang sebagian besar adalah pelajar Indonesia di kota Beppu, Jepang pada hari Minggu (17/4)  tim KBRI Tokyo telah bergerak menuju Beppu (130 km dari Kumamoto), Prefektur Oita, untuk memberikan bantuan kepada warga dan mahasiswa Indonesia di Asia Pacific University (APU) yang jumlahnya sekitar 350 orang.

Mahasiswa APU, termasuk dari Indonesia, harus mengungsi di titik evakuasi sekolah-sekolah yang ada di sekitar universitas. Pada hari Minggu (17/4) mahasiswa sudah diperbolehkan kembali ke dormitory masing-masing. Keadaan mahasiswa Indonesia di APU pada umumnya baik, namun banyak yang shock, stress dan cemas akan terjadinya lanjutan gempa yang besar.

Dalam penanganan kondisi darurat gempa di Kumamoto,  KBRI Tokyo melakukan koordinasi yang erat dengan Kemlu Jepang, Pemerintah Kota setempat, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan tokoh masyarakat Indonesia. Informasi penting pada kondisi darurat ditampilkan pada akun twitter @KBRITokyo dan diharapkan dapat dipantau oleh warga dan keluarga masyarakat. Hotline KBRI Tokyo selalu aktif dan merespon apabila terdapat panggilan dari warga.  (Ant/telegraph.co.uk).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home