Keanekaragaman Hayati Masa Depan Perekonomian Indonesia
PADANG, SATUHARAPAN.COM - Pakar bidang lingkungan hidup sekaligus akademisi biologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Dr Ardinis Arbain, mengatakan, kekayaan keanekaragaman hayati yang tersebar menjadi masa depan perekonomian Indonesia.
"Tersebarnya hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Jawa, dan Maluku menjadi modal bangsa membangun perekonomian yang ramah lingkungan," katanya, di Padang, Kamis (26/1).
Dia mengatakan terdapat hubungan langsung ataupun tidak antara ekonomi dan keanekaragaman hayati, dan keduanya bisa saling menguntungkan.
Secara langsung untuk kegiatan ekonomi seperti perdagangan dan industri, keanekaragaman hayati bisa dimanfaatkan secara optimal semisal untuk makanan, minuman, obat-obatan dan bahan bangunan.
Dalam hal ini dalam mengeksplorasinya tidak berlebihan atau menggunakan prinsip "Memelihara ayam bertelur emas".
Artinya eksplorasi besar dilakukan pada jasa turunan bukan jasa induknya, misalnya hutan diambil produk dari pohonnya kemudian dikembangkan menjadi industri, bukan kayu yang bermanfaat.
"Bila ini dilakukan, ekosistem hutan dipertahankan dan manfaat jangka panjang bisa didapat," katanya.
Dari pelestarian dan konservasi keanekaragaman hayati ini dapat dimanfaatkan secara tak langsung sebagai pengendali banjir, penyerap karbondioksida, atau pengendali erosi.
Bahkan beberapa waktu terakhir ada pemanfaatan alam untuk wisata seperti kampung wisata, ekowisata, dan sebagainya.
"Dengan ini terlihat jelas manfaat keanekaragaman hayati dilestarikan dibanding dikonversi atau disingkirkan," katanya.
Pertimbangan lain keanekaragaman hayati jadi masa depan ekonomi Indonesia yakni berkaca pada sejarah sebelum kemerdekaan.
Dia menyebutkan motif bangsa luar negeri datang ke Indonesia yakni untuk mengambil hasil kekayaan alam Indonesia seperti rempah-rempah, buah, sayuran dan beragam binatang.
Bahkan di antaranya ada yang sengaja mengambil contoh dan dikembangkan di negaranya yang kemudian implikasinya untuk perkembangan industri dan perekonomian mereka.
"Sudah seharusnya pemerintah berkaca pada dua indikator tersebut," kata dia.
Senada dengan itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah juga mengatakan kekayaan alam memiliki keterkaitan pada hajat hidup manusia. Sebagai contoh hutan di Padang yang saat ini banyak ditebang ikut berimplikasi pada banjir bandang.
"Hutan yang sejatinya menjadi area penyerapan air dimanfaatkan jangka pendek dan merugikan, ini juga berdampak pada ekonomi," katanya. (Ant)
Ukraina Sebut Tiga Jenderal Ada di Antara Pasukan Korea Utar...
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Ukraina telah menunjukkan tiga jenderal Korea Utara yang katanya ak...