Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 11:21 WIB | Rabu, 11 Mei 2016

Kebijakan 3in1 Resmi Dihapus

Ilustrasi. Antrean kendaraan yang terjadi di kawasan Jalan Jenderal Sudirman akibat uji coba penghapusan kebijakan 3in1. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah provinsi DKI Jakarta resmi menghapus kebijakan Three in One (3in1) atau tiga orang dalam satu kendaraan pada jam-jam tertentu di beberapa wilayah protokol DKI Jakarta. Penghapusan kebijakan ini akan berlaku mulai hari Senin (16/5) setelah melakukan uji coba penghapusan kebijakan selama kurang lebih satu bulan.

"Tidak signifikan, makanya mulai Senin (16/5) mendatang secara resmi dihapuskan. Selama ada atau tidak ada kebijakan tersebut tetap macet," kata Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah saat forum group discussion (FGD) evaluasi perpanjangan pelaksanaan uji coba penghapusan kawasan pengendalian lalu lintas 3in1, di gedung Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, hari Selasa (10/5).

Menurut Andri, kemacetan saat ini bertambah dengan adanya pembangunan MRT, jalan layang susun Semanggi dan penataan kawasan Sudirman-Thamrin. Oleh karena itu, satu-satunya langkah untuk mengurai kemacetan yang bisa dilakukan adalah mempercepat kebijakan ERP.

Penghapusan kebijakan 3in1 rencananya akan mulai disosialisasikan‎ mulai hari Selasa (10/5) sehingga masyarakat bisa beralih menggunakan jalan alternatif untuk mengurai kemacetan.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku telah menerima laporan tersebut dan akan segera melakukan rapat koordinasi dengan pihak Dishub dan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) DKI Jakarta.

“3in1 kemarin laporan. Nanti sore saya mau rapat dengan Dirlantas. Setelah coba hampir sebulan ini kan keliatan kayaknya orang Jakarta bisa-bisa saja cari jalan. Sekarang tanpa 3in1 juga mirip-mirip.  Kemungkinan laporannya itu, jadi enggak ada lagi 3in1. Enggak ada sama sekali,” kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Rabu (11/5).

Sebelumnya, pria yang akrab disapa Ahok itu meminta kebijakan 3in1 diberlakukan pada sore atau malam hari karena menurutnya puncak kemacetan berada pada jam pulang kantor.

"3in1 kami terapkan khusus yang malam. Ternyata macet total kami bisa analisa, semua pulang kerja, gara-gara enggak ada 3in1 langsung pulang, keluarnya bareng-bareng," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, hari Selasa (3/5).

Penumpang Bus Tingkat Bertambah

Sementara itu, dalam uji coba penghapusan kebijakan 3in1 Pemprov DKI mencatat minat masyarakat yang menggunakan bus tingkat atau bus wisata semakin meningkat. Tercatat selama uji coba jumlah penumpang bus tingkat mencapai 4.000 orang per hari. Saat ini ada sebanyak enam bus tingkat yang beroperasi di Ibukota.

 

"Nah sekarang malah penumpang bus tingkat nambah. Sekarang sudah jadi 4.000 orang per hari," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/5).

Dia berencana akan menambah bus tingkat hingga 25 unit sehingga warga Jakarta bisa mengunakannya dengan gratis untuk berkeliling tempat wisata di Jakarta.

Selain itu, setelah berjalan hampir satu bulan uji coba penghapusan 3 in 1, arus lalu lintas tidak terlalu padat. Pengendara sudah mulai mencari jalan alternatif lainnya. Bahkan, pengendara lebih memilih menggunakan bus Transjakarta.

"Banyak teman saya bilang dia kalau mau ke Kota dari selatan dia parkir mobilnya di hotel dia naik Transjakarta katanya kan cepat enak lagi katanya. Tapi jalur harus steril di koridor satu," kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home