Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 20:54 WIB | Sabtu, 05 Desember 2015

Kejagung: Rekaman Freeport Bukan Penyadapan

Jaksa Agung Republik Indonesia H.M. Prasetyo. (Foto: Dok.satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Jaksa Agung RI, HM Prasetyo, menegaskan rekaman suara kasus PT Freeport Indonesia bukanlah penyadapan, namun tetap bisa dijadikan alat bukti untuk mengusutnya lebih lanjut.

"Ini bukan penyadapan. Merekam pertemuan mereka itu, kan semuanya sudah dijelaskan di MKD," kata Jaksa Agung RI HM Prasetyo di Jakarta, hari Jumat (4/12).

Ia menjelaskan pidana itu mencari kebenaran materiil, yang penting substansinya benar atau tidak.

Dikatakan, penyadapan itu diatur oleh ketentuan, seperti kejaksaan harus meminta izin dari pengadilan, dan berbeda halnya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang setiap saat bisa melakukan penyadapan.

Ia mengatakan Maroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia tidak memiliki kompetensi untuk menentukan soal keabsahan rekaman tersebut seperti saat proses meminta keterangan di MKD.

"Adanya dugaan nanti kita yang akan menentukannya, kalau kita ke arah masalah kriminalitas atau tidak," katanya.

Kejaksaan Agung akan meminta bantuan ahli informatika dan telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengecek keaslian rekaman perbincangan yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR RI Setya Novanto.

"Kalau menurut yang kita dengar di sidang MKD diakui sebagai kebenaran itu, jadi tidak ada satu pihak mana pun yang tentunya harus membantah itu.Tapi nanti kejaksaan akan meminta bantuan dari ahli IT di ITB Bandung. Sudah dihubungi, nanti kita minta untuk bantu, menentukan keaslian suara dan sebagainya," katanya.

Di bagian lain, ia menyatakan pihaknya sampai sekarang masih mengevaluasi kembali hasil pemeriksaan terhadap Maroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia yang dilakukan pada hari Jumat (4/12).

"Kita masih mau evaluasi lagi apa yang diketahui, apa yang dialami sendiri, dia dengar dan dia saksikan. Itu yang kita perlukan," katanya. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home