Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 14:41 WIB | Senin, 27 Oktober 2014

Kekerasan Israel di Yerusalem Meningkat, Abbas Surati Washington

Warga Palestina di Kafr Qaddum, Nablus, Minggu (26/10) melakukan protes terkait kekerasan di Yerusalem Timur. (Foto: AFP)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Dalam surat mendesak yang dikirim ke Washington pada Minggu (26/10) malam, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Amerika Serikat untuk campur tangan dalam apa yang disebutnya sebagai “eskalasi Israel di Yerusalem Timur”.

Abbas memperingatkan bahwa jika Israel terus dengan langkah-langkah saat ini, termasuk proposal yang akan memungkinkan orang-orang Yahudi untuk berdoa di kompleks Masjid Al Aqsa, hal itu akan menyebabkan letusan kekerasan yang akan lepas kendali.

Presiden menyalahkan pemerintah Israel untuk bentrokan terakhir antara pasukan keamanan Israel dan perusuh Palestina di Yerusalem Timur.

Bentrokan pada Minggu terjadi saat ratusan warga Palestina menghadiri pawai pemakaman simbolis di lingkungan yang sebagian besar dihuni warga Arab di Silwan di Yerusalem Timur.

Sementara itu, pihak berwenang Palestina telah meminta Dewan HAM PBB untuk menunjuk sebuah komisi penyelidikan yang berimbang untuk menyelidiki kematian delapan warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2014.

Kematian terbaru adalah remaja Palestina-Amerika Orwah Hammad dari desa Silwad yang ditembak dan dibunuh pada Jumat setelah terlibat dalam kerusuhan.

“Kami menyerukan kepada PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk mengambil tindakan hukuman segera sehingga Israel memikul tanggung jawab atas penggunaan senjata hidup dan pembunuhan warga Palestina,” kata anggota PLO Hanan Ashrawi.

AS Konfirmasi Remaja Palestina yang Tewas Sebagai Warganya

Washington pada Jumat mengonfirmasi bahwa seorang remaja Palestina yang ditembak mati oleh tentara Israel adalah warga Amerika Serikat – kedua kalinya pekan ini seorang anak asal AS menjadi korban konflik yang masih berlangsung itu.

“Amerika Serikat menyampaikan turut berbelasungkawa kepada keluarga anak Amerika Serikat yang tewas oleh Pasukan Pertahanan Israel saat bentrokan di Silwad pada 24 Oktober,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki.

Pasaki meminta “penyelidikan dengan cepat dan transparan” dan mengatakan para pejabat dari konsulat AS di Yerusalem sudah menghubungi keluarga korban.

Pejabat Palestina menyebut nama anak laki-laki itu sebagai Orwa Hammad (17), mengatakan dia ditembak saat demo yang melibatkan pelemparan batu melawan pasukan, hal yang sudah biasa terjadi di Silwad, di dekat permukiman Ofra.

Tentara Israel mengatakan dia sedang dalam posisi akan melemparkan sebuah bom molotov ke warga Israel yang mengendarai kendaraan bermotor di dekat kota Ramallah di Tepi Barat.

Ketegangan meningkat sejak seorang warga Palestina menabrakkan mobilnya ke sekumpulan warga Israel di Yerusalem pada Rabu, menewaskan seorang bayi perempuan berusia tiga bulan yang juga warga Amerika.

“Kami terus mendesak semua pihak untuk membantu mengembalikan ketenangan dan menghindari peningkatan ketegangan setelah insiden tragis baru-baru ini di Yerusalem dan Tepi Barat,” kata Psaki.

Ditabrak Pria Palestina, Wanita Ekuador Tewas di Israel

Seorang wanita berkewarganegaraan Ekuador meninggal di sebuah rumah sakit di Israel, empat hari setelah terluka ketika seorang warga Palestina menabrakkan mobilnya ke beberapa pejalan kaki di Yerusalem. Jumlah korban tewas akibat insiden tersebut bertambah menjadi dua.

Juru bicara rumah sakit Jerusalem Hadassah, tempat dia dirawat setelah ditabrak pada Rabu, mengonfirmasikan kematian wanita berusia 22 tahun itu, mengungkapkan dia bukan warga negara Israel.

Satu korban tewas lain dalam insiden yang disebut polisi Israel “serangan teroris” itu adalah seorang bayi perempuan berusia tiga bulan.

Abdel-rahman Shaloudi (21) menghantamkan mobilnya ke arah kerumunan orang di Yerusalem sebelum ditembak mati oleh polisi ketika dia berusaha meloloskan diri dari lokasi kejadian dengan berlari. Pemakamannya akan digelar pada Minggu waktu setempat.

Wanita itu—yang namanya belum dipublikasikan—berada di Israel sebagai bagian dari prosesnya untuk masuk agama Yahudi, menurut pejabat Ekuador. (AFP/alarabiya.net)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home