Loading...
RELIGI
Penulis: Sotyati 18:12 WIB | Rabu, 10 Desember 2014

Kemenag Tidak Buat Aturan Penggunaan Atribut Keagamaan

Bertoleransi adalah saling memahami, mengerti, dan menghormati akan perbedaan masing-masing...
Ilustrasi: Maraton Seiseki Santa untuk amal di Tokyo, Jepang, diikuti sekitar 800 orang peserta yang mengenakan pakaian Santa Klaus. (Foto: Dok satuharapan.com/AFP)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menegaskan Kementerian Agama tidak akan membuat aturan mengenai penggunaan atribut tertentu dalam memperingati hari besar keagamaan.

“Kemenag tentu takkan membuat aturan berisi perintah atau larangan tentang penggunaan atribut dan pakaian keagamaan tertentu,” demikian penegasan Menag Lukman Hakim menanggapi  isu tentang penggunaan pakaian atau atribut Kristen menjelang Natal, Jakarta, Selasa (9/12).

Menurutnya, masing-masing pemeluk agama dituntut untuk dewasa dan bijak serta tidak menuntut apalagi memaksa seseorang untuk menggunakan pakaian atau atribut agama yang tidak dianutnya. “Seorang Muslim tidak usah dituntut menggunakan kalung salib atau topi sinterklas demi menghormati Hari Natal. Juga umat perempuan non-Muslim tidak perlu dipaksa berjilbab demi hormati Idul Fitri,” dia menegaskan.

Menag mengatakan, bertoleransi bukanlah saling meleburkan dan mencampurbaurkan identitas masing-masing atribut dan simbol keagamaan yang berbeda, tetapi saling mengerti dan memahami. “Bertoleransi adalah saling memahami, mengerti, dan menghormati akan perbedaan masing-masing, bukan menuntut pihak lain yang berbeda untuk menjadi sama seperti dirinya,” sekali lagi dia menegaskan. (kemenag.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home