Loading...
EKONOMI
Penulis: Ignatius Dwiana 17:47 WIB | Rabu, 18 Desember 2013

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Akan Gelar Biennale Desain dan Kriya

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar dalam konferensi pers Biennale Desain dan Kriya 2013. (Foto: Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pameran desain dan kriya berskala nasional sekelas biennale yang mengedepankan konsep kreatif dan inovasi dalam arti sebenar-benarnya, belum pernah ada. Pelbagai ajang dan expo seni, desain, dan pameran industri yang pernah ada sebelumnya, tidak dapat dikategorikan biennale secara konseptual, karena ajang itu bukan untuk menunjukkan diskursus atau radikalisasi gagasan seni dan desain setaraf biennale.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyatakan dalam konferensi pers di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta, Kamis (18/12) siang, "Biennale Desain dan Kriya 2013" bertema "GeoEtnik" yang diadakan pada 2013 ini adalah ajang yang untuk pertama kalinya digelar. Pelaksanaannya ditujukan untuk mengembangkan potensi kreativitas sebagai strategi ekonomi dan industri yang merupakan bagian dari strategi kebudayaan.

Steering Comitee Biennale Desain dan Kriya Wagiono Soenarto mengatakan, Biennale Desain dan Kriya ini selain berbeda dengan pameran industri, juga berbeda dengan Biennale Seni Rupa yang ada selama ini. Biennale Desain dan Kriya menempatkan desain sebagai kajian utama dengan mempertimbangkan peleburannya dengan dunia seni, industri, ekonomi, dan aspek-aspek budaya lainnya.

Biennale Desain dan Kriya ini melibatkan 93 peserta dari delapan sektor ekonomi kreatif yaitu bidang arsitektur, interior, mebel, produk, kriya, tekstil, desain interior, mode, dan grafis, yang terbagi dalam 13 karya kolaborasi dan 53 karya perseorangan. Biennale menjadi sangat penting karena dapat mengukur tren forecasting dan tren decoding dalam dunia desain sekarang dan mendatang.

Tema "GeoEtnik" dipilih karena karya-karya kreatif yang ada dan dihadirkan harus memberi perhatian kepada kearifan lokal. Steering Comitee Biennale Desain dan Kriya Imelda Akmal menjelaskan, “Tradisi diambil sebagai insipirasi, maknanya, atau bentuknya, tetapi berupa esensi. Yang dicari dan digodok sedemikian rupa oleh desainer untuk menciptakan sesuatu yang baru, meng-create sesuatu yang baru sehingga menginspirasi semua. Hasil pameran ini diusahakan menjadi sebuah parameter baru bagi desain Indonesia.”

Secara kuratorial karya-karya dalam Biennale Desain dan Kriya akan berbeda penilaian dan pendekatannya, karena selama ini biennale selalu menampilkan gagasan radikal dan terfokus pada pembaruan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home