Kemnaker Rintis Balai Latihan Kerja Bidang Kemaritiman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mendorong peningkatan peran balai latihan kerja (BLK), yang potensi kemaritimannya besar untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang berorientasi pada penyediaan SDM kompeten di bidang kemaritiman. Salah satu kebijakannya adalah menetapkan Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur yang segera akan beroperasi, khususnya menyelenggarakan pelatihan bidang pariwisata untuk menyiapkan tenaga kerja yang akan bekerja di kapal pesiar.
“Semua sektor pekerjaan di sektor kemaritiman akan jadi sasaran kebijakan pemerintah. Hal ini untuk mendukung program-program Presiden Joko Widodo dalam memperkuat bidang kemaritiman di Indonesia,“ kata Menaker Muh Hanif Dhakiri di kantor Kemnaker, Jakarta, pada Jumat (14/11).
Menaker Hanif mengatakan, untuk menyiapkan BLK kemaritiman, pihaknya akan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan sektor terkait seperti Kementerian Perikanan dan Kelautan, untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam memperkuat kompetensi kemaritiman. “Kita dorong agar balai latihan kerja dapat menghasilkan semakin banyak tenaga profesional kita yang dapat bekerja di pasar kerja global, khususnya dalam bidang kemaritiman,” kata Hanif.
Untuk mendukung kebijakan sektor kemaritiman ini, Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker telah menjalin kerja sama dengan PT CTI Group Worldwide Services Inc untuk penyelenggaraan pelatihan berstandar khusus Royal Caribbean Cruises Ltd di BLK Lombok Timur.
PT CTI Group Worldwide Services Inc merupakan anak perusahaan CTI Group Worldwide Services Inc yang berlokasi di Amerika Serikat sebagai agen resmi penyeleksi dan penyuplai tenaga kerja ke salah satu perusahaan kapal pesiar terbesar Royal Caribbean Cruises Ltd.
Dirjen Binalattas Kemnaker Khairul Anwar mengatakan sudah merintis penambahan BLK Kemaritiman dengan melakukan pilot project bekerja sama dengan perusahaan pelayaran.
"Tahun ini pilot project sudah dibicarakan dengan Royal Caribbean, mereka mengatakan bisa menerima 1.500 tenaga kerja per tahunnya," ujar Khairul .
Namun, Kemnaker baru mengadakan kelas untuk 40 orang sebagai tahap awal sebelum menambah jumlahnya sesuai yang diminta. "Tahun ini ada 40 orang yang mengikuti pelatihan, sistemnya diasramakan. Tahun depan kita upayakan 1.500 orang kalau mampu, atau sedikitnya 1.000 orang," kata Khairul. (depnakertrans.go.id)
Editor : Sotyati
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...