Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 08:48 WIB | Sabtu, 22 Maret 2014

Kepala BKD: Kepsek SMKN Harus Berjiwa Wiraswasta

Kepala BKD DKI, I Made Karmayoga. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Banyaknya kepala sekolah (kepsek) definitif (kepsek yang telah menjabat namun tetap mengikuti seleksi terbuka) dari SMKN daripada SMAN, ditanggapi oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, I Made Karmayoga. Dia mengatakan bahwa menurut penelitian, ternyata di SMK, orang-orangnya dilatih untuk memiliki jiwa kewiraswastaan, karena itu kepala sekolahnya juga lebih berani menerima tantangan dan mengambil keputusan.

“Salah satu penelitian mengatakan ternyata di SMK itu dilatih jiwa kewiraswastaan, berani mengambil keputusan, selalu siap, dan fokus terhadap suatu masalah. Misalnya bengkel, dia fokus di bengkel,” jelas pria yang akrab disapa Made itu, di Balai Kota, (21/3).

“Dalam menjadi pemimpin, orang yang berjiwa kewiraswastaan lebih berani mengambil mengambil keputusan dan sudah terbiasa menghadapi tantangan ataupun risiko,” dia menambahkan.

Sedangkan kalau di SMA terlalu umum menurut Made, sementara kepala sekolahnya hanya bisa memotivasi. Kepsek di SMK tidak bisa hanya memotivasi saja, misalnya kalau di bengkel dia harus bisa menghasilkan barang yang bagus.

Terlebih, di SMK itu terbagi oleh macam-macam kompetensi, ada lebih dari 20an kompetensi, misalnya montir, elektro, jasa boga, dan lain sebagainya. Sedangkan kalau di SMA menurut Made tidak ada terlalu banyak risiko yang perlu diambil, karena sifatnya terlalu umum.

“Kalau di SMA mau mengambil risiko apa, karena dia sifatnya sangat generalis artinya terlalu umum sehingga dalam mengambil risiko itu, kadang kepalanya ragu-ragu menyampaikan pendapat,” kata Made.

Made mengaku optimis dengan kepala sekolah yang hari ini baru dikukuhkan, yaitu sebanyak 117 kepsek SMAN dan 63 kepsek SMKN. Menurut dia, kepala sekolah ini harus memiliki dua kali lompatan daripada sebelumnya.

“Kalau dulu ternyata guru-guru banyak yang tidak dapat kesempatan menjabat, sekarang bisa. Bayangkan dari 117 hanya 41 yang definitif, berarti kemana potensi-potensi yang banyak itu tidak muncul,” kata Made.

“Bisa jadi guru-guru yang sekarang menjadi kepsek itu, dulunya dia tidak punya akses, tidak punya teman, maka sekarang dia baru muncul, tanpa pungutan biaya. Tetapi setelah menjabat ini tentu tidak boleh melakukan mark up, korupsi, bahkan melayani oknum-oknum, kami sudah tegaskan itu, kalau ketahuan, seperti biasa akan diganti dengan yang lain,” tegas Made.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home