Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 09:28 WIB | Rabu, 22 Juli 2015

Kerry: Pernyataan Khamenei Sangat Mengganggu

John Kerry (kanan), bersama Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius (kiri) yang telah skeptis atas niat nuklir Iran. (Foto: Reuters/theguardian)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada hari Senin (21/7) mengatakan baru-baru ini sambutan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang dikenal anti-AS sangat "mengganggu" dan menambahkan bahwa Amerika Serikat "tidak bercanda tentang pentingnya mendorong kembali melawan ekstremisme."

Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya News Channel Nadia Bilbassy-Charters, Kerry membahas pidato Khamenei, yang diungkapkan di publik empat hari setelah Iran dan enam negara adidaya menandatangani kesepakatan yang dirancang untuk menggagalkan program nuklir Teheran.

Khamenei mengatakan negaranya akan terus mendukung teman-teman regional Iran seperti Palestina, Yaman, Suriah, Irak dan Bahrain meskipun sudah menyepakati perundingan nuklir baru-baru ini dengan enam negara adidaya.

Kerry mengatakan kepada Al Arabiya bahwa ia menilai komentar Khamenei dari luarnya saja.

"Saya tidak tahu bagaimana menafsirkan itu pada saat ini, kecuali dari luar, yaitu kebijakannya. Tapi saya tahu bahwa sering kali komentar yang diungkapkan di publik dan kenyataan dapat berkembang dengan berbeda. Jika itu adalah kebijakan, itu sangat mengganggu, itu sangat mengganggu, dan kami harus menunggu dan melihat, "kata Kerry.

Kerry akan melakukan perjalanan ke Teluk pada awal Agustus untuk membahas kesepakatan Iran dengan para pemimpin di kawasan itu, yang telah skeptis bahwa perjanjian itu akan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Pejabat Teluk menyalahkan Iran karena memicu ketidakstabilan di Yaman, Lebanon, Irak dan Suriah melalui wakilnya. Kerry mengatakan pertemuan dengan rekan-rekan Teluknya menunjukkan AS sebagai pihak yang "sangat memperhatikan dan menjamin keamanan kawasan."

Dia menambahkan: "Kami tidak bercanda ketika kita berbicara tentang pentingnya mendorong kembali melawan ekstremisme, terhadap dukungan untuk terorisme dan perwakilan yang membuat negara-negara lain tidak stabil. Ini tidak bisa diterima. "

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Sabtu (18/7) mengungkapkan bahwa dia akan tetap bertentangan dengan AS walaupun Iran dan enam negara adidaya di mana AS adalah salah satunya sudah melakukan kesepakatan nuklir Iran.

Dalam pidato yang menandai akhir bulan suci Ramadhan, Khamenei mengatakan ia ingin politisi memeriksa kembali perjanjian nuklir tersebut untuk memastikan kepentingan nasional yang diutamakan, karena Iran tidak akan membiarkan prinsip revolusioner atau kemampuan pertahanan mereka terganggu.

"Apakah kesepakatan (nuklir) disetujui atau ditolak, kita tidak akan pernah berhenti mendukung teman-teman kita di daerah dan orang-orang Palestina, Yaman, Suriah, Irak, Bahrain dan Lebanon. Bahkan setelah kesepakatan ini, kebijakan kita terhadap AS yang arogan itu tidak akan berubah, " kata dia.

Selain Kerry yang merasa terganggu dengan pernyataan Khamenei, Sekretaris Umum Gulf Cooperation Council (GCC) Dr. Abdullatif bin Rashid Al-Zayani menilai bahwa pernyataan pemimpin Iran tersebut sangat bertentangan dan tidak membantu hubungan kerja sama yang didasarkan pada prinsip-prinsip hidup berdampingan secara baik dan tidak campur tangan pada urusan dalam negeri masing-masing dan tidak mencerminkan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam agama Islam.

Al-Zayani menekankan bahwa negara-negara GCC akan terus melindungi kepentingan mereka, dan mempertahankan sikap perusahaan mereka pada kebutuhan untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional. (al-Arabiya.net)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home