Kerugian Akibat Banjir di Pakistan Mencapai Lebih dari US$ 10 Miliar
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Kerusakan akibat banjir mematikan di Pakistan baru-baru ini lebih dari US$10 miliar, kata menteri perencanaannya mengatakan pada hari Senin (29/8), menambahkan dunia memiliki kewajiban untuk membantu negara Asia Selatan ini mengatasi dampak perubahan iklim buatan manusia.
Banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh hujan monsun bersejarah telah menghanyutkan jalan, tanaman, infrastruktur dan jembatan, menewaskan sedikitnya 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir dan mempengaruhi lebih dari 33 juta, lebih dari 15 persen dari 220 juta penduduk negara itu.
Menteri perubahan iklim menyebut situasi itu sebagai “bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim dengan proporsi epik.”
“Saya pikir itu akan menjadi besar. Sejauh ini, sangat awal, perkiraan awal itu besar, lebih tinggi dari US$ 10 miliar,” kata Ahsan Iqbal kepada Reuters dalam sebuah wawancara. “Sejauh ini kami telah kehilangan 1.000 nyawa manusia. Hampir satu juta rumah mengalami kerusakan,” kata Iqbal di kantornya. “Orang-orang benar-benar kehilangan mata pencaharian mereka sepenuhnya.”
Iqbal menilai banjir baru-baru ini terburuk daripada yang melanda Pakistan pada 2010, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan seruan bencana terbesar yang pernah ada.
Menteri mengatakan mungkin diperlukan waktu lima tahun untuk membangun kembali dan merehabilitasi bangsa, sementara dalam waktu dekat akan dihadapkan dengan kekurangan pangan akut.
Untuk mengurangi kekurangan pangan, Menteri Keuangan, Miftah Ismail, mengatakan negara itu dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya India. Kedua negara bertetangga itu sudah lama tidak berdagang.
“Kami dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India,” kata Ismail kepada Geo News TV lokal, menambahkan kemungkinan sumber impor makanan lainnya termasuk Turki dan Iran.
Harga pangan telah melonjak karena tanaman yang terendam banjir dan jalan yang tidak bisa dilalui. Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan dia sedih dengan kehancuran yang disebabkan oleh banjir. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Pemimpin Oposisi: Suriah Tidak Akan Menghadapi Perang Lagi
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin oposisi Suriah, Abu Mohammed al-Golani bersumpah bahwa negaranya ...