Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 22:02 WIB | Jumat, 03 April 2015

Ketidaksetiaan Manusia Dibayar Mahal oleh Yesus

Ilustrasi. Dua jemaat saat serius memanjatkan doa dalam ibadah Jumat Agung yang digelar di GPIB Bukit Moria Jakarta Selatan yang diikuti oleh ratusan jemaat lainnya. (Foto: Dok Satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seluruh umat Nasrani diajak melakukan perenungan mendalam oleh Rm Yohanes Samiran, SJ, Pastor Paroki St. Antonius Padua, Bidaracina, Cawang dalam peristiwa Jumat Agung.

Menurut Rm Samiran, Jumat Agung ditandai dengan suasana ibadah yang hening, tak ada lagu pembuka seperti tata perayaan ekaristi pada umumnya. Keheningan ini bermaksud mengajak umat menyadari dosa dan kesalahan dalam diri masing-masing orang.

“Kita diajak meneruskan perenungan dari momentum Kamis Putih dan menyepi seperti Yesus setelah menggelar perjamuan kudus bersama kedua belas muridnya,” ujar Rm Samiran dalam khotbah Jumat Agung, Jumat (3/4) malam.

Dalam peristiwa Jumat Agung ini, menurutnya, tekanan paling kuat ialah pada peristiwa mengenang salib Yesus.

Melalui peristiwa tersebut, manusia diajak memahami peristiwa salib dan menyadari ketidaksetiaan manusia yang harus dibayar mahal oleh Yesus.

“Perjuangan berat dialami Yesus, apalagi Ia tergantung tiga jam meregang nyawa di kayu salib. Hal berat itu dilakukan Yesus demi menebus dosa manusia,” katanya.

Untuk itulah, perayaan Jumat Agung seakan mejadi pengingat ketidaksetiaan manusia yang melahirkan penderitaan bagi orang lain. Dalam momentum seperti ini, lanjut dia, umat diajak untuk tunduk menyadari dosa dan kesalahan.

“Tepatlah jika orang menyadari dosa karena dosa harus dihilangkan dalam hidup. Setelah memaknai perayaan Jumat Agung, umat Kristen diharapkan dilahirkan kembali untuk hidup benar dan suci di hadapan Allah. Manusia harus bangkit dari dosa dan menjalani hidup yang baru,” ujar Rm Samiran. 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home