Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:14 WIB | Jumat, 18 Maret 2016

“Konglomerat Televisi Melawan Revisi UU Penyiaran”

Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Nurdin Tampubolon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Jumat (18/3).(Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Nurdin Tampubolon mengatakan kendala rencana revisi Undang-undang Penyiaran karena ada perlawanan dari pengusaha stasiun televisi.

 “Adanya perlawanan dari pengusaha dan konglomerat dari televisi. Segelintir itu melawan supaya terus menikmati ‘kue-kue’  televisi. Sehingga mereka berusaha memengaruhi DPR, dan lainnya. Sehingga, tidak bisa bermigrasi dari analog ke digital itu,” kata Nurdin mengomentari rencana revisi UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) penyiaran.

Menurut Anggota Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Jumat (18/3) Indonesia sekarang yang tidak bermigrasi penyiarannya dari analog ke digital.

“Ya itu pengusaha dengan frekuensi analog, teman-teman tahu siapa-siapa saja itu,” kata dia.

Selain itu, kata Nurdin bagaimana menciptakan suatu dan mendapatkan Undang-Undangan penyiaran yang bermanfaat bagi bangsa dan negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, Nawacita, Trisakti presiden Joko Widodo.

“Artinya, bahwa undang-undang penyiaran ini, harus bisa menciptakan penurunan efisiensi daya saing industri nasional kita,” kata dia.

“Agar meningkatkan daya saing Industri nasional maupun global, sehingga bisa meningkatkan ekspor kita. Biar bagaimanapun industri nasional itu mendukung dari pada promosi, sebab biaya promosi kita terlalu tinggi artinya membuat biaya produksi makin besar, kalau biaya produksi makin besar berarti harga jual makin tinggi. Jadi kalau UU ini jadi, siap dan mampu untuk diversifikasi ownership artinya kepemilikan lebih banyak pengusaha, agar penyiaran itu lebih banyak negara bisa hadir di setiap daerah, cab/kota, itu menjadi lebih baik,” dia menambahkan.

Artinya, kata Nurdin analog itu sekarang ini biaya operasinya sangat mahal, sehingga harus bermigrasi kepada digital.

“Jadi migrasi ke Televisi digital. Sehingga tidak hanya dikuasai segelintir konglomerat. Itu keinginan fraksi Hanura,” kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home