Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:57 WIB | Selasa, 09 Juni 2020

Korut Ancam Putuskan Semua Komunikasi dengan Korsel

Ini reaksi atas banyak tindakan aktivis yang menerbangkan selebaran dan balon untuk mengritik pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Balon udara para aktivis di Korea Selatan yang diterbangkan untuk menyampaikan pesan pada Korea Utara. (Foto: Yonhap)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Korea Utara mengatakan akan memutus semua saluran komunikasi dengan Korea Selatan, meningkatkan tekanannya karena gagal menghentikan aktivis melayangkan selebaran anti Pyongyang melintasi perbatasan.

Peringatan Korea Utara hari Selasa (9/6) itu dikeluarkan ketika hubungan antara kedua Korea telah tegang di tengah kebuntuan yang berkepanjangan dalam diplomasi nuklir yang lebih luas antara Pyongyang dan Washington. Beberapa ahli mengatakan Korea Utara mungkin secara sengaja menciptakan ketegangan untuk meningkatkan persatuan internal atau melancarkan provokasi yang lebih besar dalam menghadapi sanksi yang dipimpin oleh AS.

Kantor Berita Pusat Korea Utara mengatakan bahwa semua jalur komunikasi lintas batas akan terputus pada Selasa (9/6) siang. Dikatakan itu akan menjadi "langkah pertama dari tekad untuk sepenuhnya menutup semua sarana kontak dengan Korea Selatan dan menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu."

Pihak berwenang Korea Selatan berkomplot atas tindakan bermusuhan terhadap Korea Utara, ketika berusaha menghindari tanggung jawab berat dengan alasan-alasan buruk, katanya. "Mereka harus dipaksa membayar mahal untuk ini."

Sejak pekan lalu, Korea Utara menyatakan kemarahannya dan mengancam akan secara permanen menutup kantor penghubung dengan Korea Selatan dan pabrik yang dikelola bersama, serta membatalkan perjanjian pengurangan ketegangan 2018 antar-Korea. Warga Korea Utara juga telah melakukan serangkaian demonstrasi massa anti-Seoul, sesuatu yang biasanya diselenggarakan oleh Korea Utara pada saat ketegangan dengan dunia luar.

Sanksi dan Masalah Nuklir

Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir telah menangguhkan hampir semua kerja sama dengan Korea Selatan karena perundingan nuklirnya dengan Amerika Serikat tetap macet sejak jatuhnya pertemuan puncak antara pemimpinnya Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump pada awal 2019.

Diplomasi Korea Utara adalah mencabut banyak sanksi internasional yang melumpuhkan pada sebagai imbalan atas langkah-langkah denuklirisasi terbatas.

Korea Utara mengecam Korea Selatan karena gagal melepaskan diri dari Washington dan karena tidak memulihkan proyek-proyek ekonomi bersama besar yang ditahan oleh sanksi yang dipimpin AS.

Korea Selatan tidak segera menanggapi pengumuman Korea Utara itu. Tetapi baru-baru ini mengatakan akan mendorong langkah-langkah hukum baru untuk melarang aktivis meluncurkan selebaran dalam upaya untuk menyelamatkan hubungan yang goyah dengan Korea Utara. Namun Korea Utara membalas tanggapan Korea Selatan yang kurang tulus.

Menerbangkan Selebaran

Dalam beberapa tahun terakhir, pembelot Korea Utara dan aktivis konservatif telah menerbangkan balon besar yang membawa selebaran mengkritik Kim Jong Un atas ambisi nuklirnya dan catatan hak asasi manusia yang buruk. Korea Utara, yang berusaha keras untuk merongrong kepemimpinan Kim, sering membuat tanggapan marah kepada pemerintah Korea Selatan karena gagal menghentikan mereka.

Pada tahun 2014, pasukan Korea Utara menembaki balon propaganda yang terbang menuju wilayah mereka, memicu kontak senjata. Korea Selatan secara tipikal membiarkan para aktivis meluncurkan balon semacam itu, dengan alasan hak mereka untuk menggunakan kebebasan berbicara, tetapi kadang-kadang mengirim polisi untuk menghentikan mereka. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home