Krisis COVID-19 Dorong Kemampuan Indonesia dalam Identifikasi Virus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Krisis akibat pandemi COVID-19 mendongkrak kemampuan sekuensing genomik di Indonesia yang naik secara signifikan dan mempermudah pemantauan pandemi oleh pemerintah.
“Salah satu yang signifikan adalah lompatan di sisi sains dan teknologi dalam proses identifikasi jenis atau varian virus,” kata Menkes, Budi Gunadi Sadikin, dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (5/1).
Sebelumnya dunia mengartikan lonjakan kasus COVID-19 disebabkan oleh adanya mobilitas masyarakat yang tinggi. Namun belakangan, disadari penyebab utamanya adalah munculnya varian baru yang lebih berbahaya.
Varian-varian baru tersebut kemudian menuntut pemerintah dunia, termasuk Indonesia, untuk mengidentifikasi secara rutin karakteristik varian, perbedaan dengan varian sebelumnya hingga pola penyebarannya.
Pada awal pandemi COVID-19 melanda, kapasitas uji varian baru di Indonesia masih sangat terbatas dengan fasilitas laboratorium yang belum bisa beroperasi dengan baik. Dalam data Kemenkes hingga bulan Desember 2020, jumlah laboratorium sekuensing genomik hanya ada 16 laboratorium di seluruh Indonesia, dengan rincian 14 ada di Jawa, satu di Sumatera dan satu di Maluku dan Papua. Jumlah peralatan yang tersedia pun hanya ada 24 jenis.
Pada Desember 2022, jumlah menaikkan jumlahnya hingga 41 laboratorium yang kini ada empat di Sumatera, 27 di Jawa, tiga di Kalimantan, tiga di Sulawesi, dua di Bali dan Nusa Tenggara serta tiga di Maluku dan Papua, yang dilengkapi dengan 56 jenis peralatan.
“Kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sekuensing kita, yang tadi hanya 140 dari sembilan bulan, bisa di atas 5.000 dalam waktu sebulan. Ini sangat membantu sekali dalam strategi penanganan pandemi di Indonesia, karena kita bisa mengetahui musuh kita siapa dan penyebarannya seperti apa,” katanya.
Pengembangan Telemedisin
Penguatan genom sekuensing adalah salah satu cara Indonesia menghadapi pandemi lebih baik. Selain di bidang sains, Indonesia melakukan terobosan teknologi digital guna menghadapi pandemi melalui aktivasi telemedisin bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Di mana pasien bisa mendapatkan layanan telekonsultasi dan obat gratis.
Kemenkes sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedisin, yang sudah berhasil menjangkau 12 area di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Sejak November 2022, pasien dapat memilih salah satu metode pengiriman atau pengambilan obat baik melalui kurir paket secara gratis maupun diambil sendiri oleh ojek daring atau wali pasien dengan biaya ditanggung masing-masing.
Aplikasi PeduliLindungi saat ini juga sudah digunakan oleh lebih dari 104 juta pengguna dan lebih dari 228 ribu merchant yang terdaftar di dalamnya.
Menjadikan PeduliLindungi sebagai salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia, yang juga sempat pemerintah gunakan untuk mengkontrol tracing dan surveilans dari masyarakat yang positif COVID-19 dengan memasang barcode aplikasi di setiap ruang publik.
“Saya ucapkan terima kasih, ini bisa tercapai karena kerja sama bersama, karena kolaborasi seluruh anak negeri dan rekan media juga yang sudah mensosialisasikan program dari Kemenkes,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Para Pemimpin Dunia Beri Selamat kepada Donald Trump
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Putusan para pemilih Amerika Serikat lebih menentukan daripada yang dipredik...