Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:46 WIB | Senin, 04 November 2013

Liga Arab Akan Tekan Oposisi Suriah untuk Hadiri Perundingan Damai

Tiga anak di tenda-tenda di kamp pengungsi Suriah di Darashakran, Irak Utara. (Foto: UNHCR)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Para menteri luar negeri Liga Arab pada hari Senin (4/11) berkumpul di Kairo, membahas upaya-upaya untuk mendorong oposisi Suriah menghadiri konferensi Jenewa II yang rencananya dimulai pekan depan.

Dalam pernyataan yang disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah Mesir, Kepala Liga Arab, Nabil al-Arabi, mengatakan pertemuan luar biasa yang digelar para menteri luar negeri itu ditujukan untuk "mendorong" oposisi Suriah maju ke meja perundingan Jenewa II. Perundingan itu sendiri digagas oleh Amerika Serikat dan Rusia.

"Para menteri hari ini diminta untuk memberikan segala dukungan kepada Koalisi Nasional (oposisi Suriah) agar dapat mendorong mereka untuk berpartisipasi pada Jenewa II," kata Arabi.

Oposisi Suriah telah menyatakan menolak untuk datang, kecuali jika perundingan itu akan membahas pengunduran diri Presiden Suriah Bashar al-Assad. Tuntutan oposisi tersebut telah ditolak oleh pemerintah Suriah.

Sejumlah kelompok pemberontak yang melawan pemerintahan Suriah juga memperingatkan bahwa siapa pun yang berangkat menghadiri konferensi perdamaian di Jenewa itu akan dianggap sebagai penghianat.

Menteri Luar Negeri Qatar, Khaled al-Attiyah, menyambut baik rencana penyelenggaraan perundingan itu. Namun, dia meminta mitra-mitranya di Liga Arab agar "menetapkan sikap bersama berkaitan dengan proses perundingan" sehingga rezim Suriah tidak lagi memiliki peluang untuk bermain-main dengan darah rakyat Suriah".

Suriah Setuju

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, telah mengatakan bahwa Jenewa II tidak mungkin diselenggarakan tanpa kehadiran pihak oposisi Suriah.

Brahimi telah bertemu Assad pada hari Rabu pekan lalu dan mengatakan pemerintah Suriah telah setuju untuk mengambil bagian dalam perundingan dan bahwa oposisi "sedang berupaya mencari jalan agar dapat terwakili".

Koalisi Nasional Suriah (SNC) sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan pertemuan pada 9 November mendatang untuk memutuskan apakah mereka akan hadir pada Jenewa II.

Namun, Dewan Nasional Suriah, yang merupakan anggota kunci blok oposisi, mengancam akan keluar dari blok itu jika oposisi ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa.

Sementara itu, kepala Koalisi Nasional, Ahmed al-Jarba, mendesak Liga Arab untuk "mengambil keputusan yang jelas soal pengiriman persenjataan kepada para pemberontak Suriah". Dia menambahkan, "Kami siap memberikan segala jaminan bahwa (senjata-senjata) itu tidak akan jatuh ke tangan yang salah."

Sejumlah negara telah menyatakan ketakutan bahwa kelompok-kelompok jihadis telah menyita senjata-senjata yang sebenarnya dikirimkan bagi para pemberontak untuk memerangi pasukan Al-Assad.

Bantuan Kemanusiaan

Sementara itu, di Yordania diselenggarakan pertemuan untuk membahas bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Suriah yang berada di negara-negara tetangga dan di dalam negeri. Pertemuan itu untuk mencari cara-cara yang bisa sejalan dengan upaya penyelesaian politik bagi negara itu.

Pertemuan itu untuk mencari respon pembangunan yang komprehensif untuk melengkapi upaya kemanusiaan di Suriah dan tetangganya yang dinilai sudah terlambat.

“Kami bertekad untuk mengubah itu," kata Sima Bahous, Ketua Kelompok Pembangunan PBB yang menjadi tuan rumah pertemuan itu. Dia adalah Direktur Biro Regional untuk Negara Arab pada Program Pembangunan PBB (UNDP).

Direktur regional dan perwakilan lebih dari 20 badan PBB, termasuk UNDP, berada di Amman, ibu kota, untuk membahas cara-cara menyelaraskan respon PBB untuk konflik yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka di Suriah dan ke negara tetangga.

Hampir 97 persen dari sekitar 1,4 juta pengungsi Suriah sekarang ada di Lebanon, Yordania, Irak dan Turki.

Konflik Suriah, yang pecah pada bulan Maret 2011, telah menewaskan lebih dari 120.000 orang, demikian menurut organisasi pengawas praktik hak-asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights. (AFP / un.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home