Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:58 WIB | Selasa, 27 Oktober 2015

Mahasiswa Indonesia di Oxford Bahas Asap

Ilustrasi: kondisi kawasan hutan yang rusak di wilayah Lahat, Sumatera, berdasarkan hasil foto udara, 25 Februari 2015. (Foto: Antaranews/Iggoy el Fitra)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Asap yang melanda sebagian daerah di tanah air menjadi perhatian dan pembahasan mahasiswa Indonesia, yang tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris, dalam forum diskusi yang bertema "Smart Green Development of Indonesia", yang diadakan di University of Oxford, akhir pekan lalu.

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya hal tersebut, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Oxford mengadakan Oxford-Indonesia Forum (OXID) 2015, seperti dikemukakan Ketua PPI Oxford, Rahmat Mulyawan, kepada Antara London, Senin (26/10).

Forum berskala internasional itu mempertemukan kalangan akademisi dan praktisi dari Indonesia dan Oxford, membahas mengenai pembangunan yang ramah lingkungan, salah satu penyebab kebakaran hutan yang melanda Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran akan pembangunan yang ramah lingkungan.

Acara yang dihadiri 100 peserta dari berbagai kota di Britania Raya itu juga disiarkan via live streaming bekerja sama dengan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), sehingga dapat menjangkau peserta dari Indonesia maupun di seluruh dunia.

Acara yang diadakan PPI Oxford bekerja sama dengan Bank Indonesia, British Council, dan CitiAsia itu dibuka Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya dan Republik Irlandia, Dr Teuku Mohammad Hamzah Thayeb dan Samuel Leonardo Putra, selaku Ketua OXID 2015.

Salah seorang pembicara kunci dari Indonesia, Direktur Indonesia Investment Promotion Centre London, Nurul Ichwan MM, menekankan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, diperlukan perubahan cara pandang masyarakat Indonesia untuk mencintai lingkungannya serta perkembangan teknologi yang memadai.

Terkait dengan hal itu, Farid Subkhan, CEO dari CitiAsia menjelaskan pentingnya konsep pembangunan daerah yang berbasis teknologi (smart city) dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Kalangan akademisi dari University of Oxford, seperti Dr Tim Coles OBE, Dr Paul Jepson, Dr Mari Mulyani, dan Dr Thomas Thornton, ikut memberikan presentasi tentang pengalaman dalam melakukan riset di Indonesia.

Mereka menyatakan isu korupsi juga merupakan hal penting yang harus disingkirkan agar konservasi lingkungan dapat dilaksanakan.

Salah satu panelis dari Indonesia, Staf Ahli Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir Laksmi Dhewanti, menjelaskan kebijakan yang disiapkan Kementerian LHK untuk menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.

Ia menekankan, betapa pentingnya peran pemuda Indonesia dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, terutama dari sisi pembuatan regulasi yang sifatnya jangka panjang.

Acara ditutup dengan penampilan tari dan lagu daerah Indonesia oleh PPI Oxford. Rencananya OXID, akan diadakan secara berkala di tahun berikutnya dan diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home