Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 04:42 WIB | Jumat, 10 Oktober 2014

Manufaktur Sebagai Tonggak Perekonomian Indonesia

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengemukakan sektor manufaktur sebagai salah satu sektor yang mampu membangkitkan perekonomian Indonesia. Hal ini dia kemukakan Kamis (9/10) di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta dalam Sarasehan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta.

“Sektor manufaktur penting untuk Indonesia, selain sektor pangan dan pertanian, energi, jasa dan finansial,” kata Sofjan.

Sofjan menambahkan manufaktur merupakan bidang yang difokuskan sebagai sektor yang dapat menyerap tenaga kerja non-produktif seperti pada sektor pertanian. Terkait hal itu, untuk kebijakan jangka panjang, Apindo mewacanakan kepada kepala daerah tentang mekanisme penentuan upah minimum dilakukan secara teknokratis oleh lembaga independen dan hasilnya tidak dapat diubah kepala daerah.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Umum HIPMI DKI Jakarta, Rama Datau menilai iklim di Jakarta tidak kompetitif lagi bagi pengembangan industri manufaktur yang terdapat di kawasan ibukota.

"DKI Jakarta tidak kompetitif lagi bagi industri manufaktur, sehingga perlu dipikirkan untuk direlokasi ke daerah-daerah yang lebih kompetitif," kata Rama.  

Menurut dia, alasan yang dapat dikemukakan terkait tidak kompetitifnya Jakarta untuk industri manufaktur antara lain adalah lahan industrial yang semakin lama kian menyempit.

Selain itu, lanjutnya, tinggi Upah Minimum Provinsi (UMP) juga dinilai dapat menjadi alasan yang kuat agar pabrik-pabrik yang ada di Jakarta menjadi direlokasi ke luar ibukota.

Rama menyebutkan alasan kemacetan yang juga berkontribusi kepada tidak kompetitifnya lokasi ibukota untuk industri manufaktur.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama beberapa waktu lalu memastikan industri-industri besar yang ada di Jakarta akan segera hengkang dari Ibu Kota.

Basuki menjelaskan hengkangnya industri-industri dari Jakarta tak akan berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta. Menurutnya, lebih masuk akal memindahkan industri-industri yang ada di Jakarta yang tak jarang juga menyebabkan kemacetan Jakarta. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home