Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 00:35 WIB | Rabu, 18 Desember 2013

Maria Kristin Yulianti Senang Kemenangan Bellaetrix di SEA Games 2013

Maria Kristin Yulianti (kaus ungu) menyaksikan salah satu anak didiknya bertanding (Foto: Prasasta).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Maria Kristin Yulianti, salah satu mantan andalan tunggal putri Indonesia, mengatakan pada Selasa (17/12) di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta bahwa dia turut senang dengan pencapaian yang diraih Bellaetrix Manuputty pada SEA Games 2013.

Maria mengapresiasi kemenangan tersebut dengan positif karena seolah membuka kembali memorinya, karena Bellaetrix melakukan langkah yang sama seperti yang pernah dia raih pada 2007 tatkala menumbangkan rekan senegaranya, Adrianti Firdasari di partai puncak hingga dapat meraih medali emas bagi Indonesia.  

“Sama seperti saya dulu (kemenangan pada 2007), kemenangan ini bagus bagi Indonesia, pertanda bagus juga buat tunggal putrinya, bagus ya kalau (Bellaetrix) bisa menang, karena memang nggak gampang dapet lawan yang dari Thailand,” kata perempuan kelahiran Tuban 28 tahun silam.

Pada partai final cabang olahraga badminton SEA Games yang digelar di Stadion Wunna Theikdi, Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (14/12), Bellaetrix membuktikan bahwa dia mampu menyumbangkan emas bagi Indonesia, akan tetapi raihan emas Bellaetrix tidak diikuti kekasihnya Dyonisius Hayom Rumbaka pada tunggal putra.

Bellaetrix berhasil mengkandaskan perlawanan tunggal putri Thailand Busanan Ongbamrungphan dalam rubber set  9-21, 21-13, 21-13.

Akan tetapi Maria menyesalkan kekalahan Greysia Polii dan Nityha Krishinda Maheswari di final badminton SEA Games sektor ganda putri.

“Kalau di ganda putri sayang banget sampai kalah, karena kalau pasangan Malaysia itu kan bukan pasangan ganda putri yang gampangan (mudah dikalahkan)  juga,” kata Maria Kristin pada satuharapan.com.

Akan tetapi keberhasilan Bellaetrix di sektor putri, tidak diikuti ganda putri Indonesia yang menurunkan Nitya Krishinda Maheswari dan Gresya Polii, ganda putri Indonesia ditumbangkan Vivan Kah Mun Hoo dan Khe Wei Woon asal Malaysia dengan 21-17, 18-21, 21-17.

Maria Kristin, dalam kaitannya dengan kemenangan Bellaetrix dan tumbangnya Greysia dan Nityha, mengatakan bahwa kemenangan tetap tergantung penampilan di lapangan, bukan bergantung kepada peringkat dunia, dan juga tidak tergantung kepada faktor lawan.

“Sekarang gini deh, kalau dua pemain yang levelnya bisa aja sama, kan tetap tergantung di lapangannya seperti apa. Karena ganda putri Malaysianya kan nggak jelek juga,” kata dia.

Tips Sukses Menjadi Juara

Mengenai tips sukses menjadi seorang juara badminton, Maria Kristin mengatakan tidak ada yang khusus karena setiap pemain akan mendapat pola dan porsi latihan berbeda sesuai usianya dan kejuaraan yang dia ikuti.

“Kalau latihan sih yang pasti, nggak beda jauh lah, tergantung tingkatannya aja sih, karena kalau masih usia pemula masih segini, kalau remaja, dan taruna pasti akan berbeda lagi. Tetapi kalau apa yang harus dipersiapkan (seorang atlet badminton) kayaknya sih sama aja, pemain itu harus konsentrasi penuh di lapangan, jangan demam panggung,” tutup Maria Kristin.

Maria Kristin hadir pada kesempatan itu sebagai salah satu pelatih PB Djarum. Sebelum menyempatkan berbincang dengan satuharapan.com Maria menyaksikan salah satu anak buahnya yang turun berlaga pada tunggal putri usia di bawah tujuh belas tahun (U-17), Devi Yunita Indah Sari yang takluk atas juara Tunggal Remaja Putri Pertamina Open, Vehrenica Debora Rumate dengan 21-14, 18-21, 21-14.

Maria Kristin Yulianti mengundurkan diri sebagai pemain badminton sejak satu tahun silam, akibat cedera lutut sebelah kanan yang berkepanjangan. Ia mengalami gangguan lutut sejak 2005, dan kini menjadi pelatih di PB Djarum Kudus, khusus menangani pemain muda usia 12 tahun.

Pada 2008 Maria Kristin Yulianti turut serta membawa tim Piala Uber Indonesia meraih peringkat kedua. Yulianti merebut medali perunggu bagi Indonesia pada nomor tunggal putri di Olimpiade Beijing 2008 dengan mengalahkan Lu Lan dari China.

Maria Kristin Yulianti meraih prestasi antara lain juara tunggal putri SEA Games 2007 mengalahkan Adrianti Firdasari, kemudian di ajang yang sama membantu beregu putri Indonesia meraih juara pada badminton beregu SEA Games 2007 mengalahkan tim Singapura.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home