Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:52 WIB | Kamis, 22 Mei 2014

Marista Santividya: Bahan Lokal Tidak Kalah dengan Impor

Marista Santividya: Bahan Lokal Tidak Kalah dengan Impor
Marista Santividya, desainer sepatu yang memilih bahan baku lokal untuk hampir semua produksinya. (Foto-foto: Diah A.R)
Marista Santividya: Bahan Lokal Tidak Kalah dengan Impor
Salah satu produk Marista Santividya yang terinspirasi dari daun pisang.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Marista Santividya, desainer sepatu yang baru saja meluncurkan koleksi terbarunya "Le Tropique" atau "Spring Summer 2014", menyatakan bahan buatan lokal tidak kalah kualitasnya dengan bahan-bahan impor.

“Hampir semua bahan untuk produk saya ambil dari lokal,” kata Marista kepada satuharapan.com di galeri sepatu miliknya, SHOE etc di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (21/5), “Bahan seperti kulit, suede, insol, outsol, hak sepatu, upper, semuanya lokal. Tapi untuk aksesoris, seperti Swarovski, masih impor dari luar.”

Marista berpendapat bahan lokal masih bisa diatasi dengan kekuatan desain yang lebih unik, sehingga tidak perlu memakai produk impor mentah-mentah. Dia juga berpendapat yang bisa dikembangkan dari produk Indonesia bukan hanya batik dan tenun, tapi juga bahan-bahan seperti kulit dan kayu.

Kesulitannya dalam mengolah produk lokal adalah memilah kualitas kulit yang baik yang tidak ada goresan, cap, atau kecacatan lainnya. Jadi, banyak kulit yang seharusnya dapat digunakan menjadi terbuang.

Siap Hadapi AFTA 2015

Dalam menyambut perdagangan bebas di kawasan ASEAN yaitu AFTA 2015, Marista mengaku telah siap bersaing dengan negara lain di lingkup ASEAN. Salah satu upaya yang dia tempuh adalah dengan meningkatkan kualitas produksinya, menambah tim produksi dan memperkuat tim pemasaran.

Marista yang memiliki bengkel produksi di kawasan Pasar Minggu kini memiliki 10 perajin sepatu dan dalam satu bulan dapat menghasilkan 600 pasang sepatu. Dia mengakui masih sangat sulit bisa mendapatkan perajin yang loyal karena masih sering menemukan perajin yang keluar-masuk pekerjaan, apalagi Marista sangat mempertahankan proses produksi yang dia maui demi mendapatkan kualitas yang baik.

Untuk mengatasi keluar-masuknya perajin, Marista memperhatikan kesejahteraan perajin dengan memberikan asuransi dan uang pensiun.

Didikan Nenek

Dengan berkembangnya industri sepatu yang saat ini sudah dia miliki, nenek merupakan pemicu di balik kesuksesannya. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Marista dididik neneknya, yang adalah pengusaha sepatu di Bandung.

Marista mengaku didikan nenek dan ibunya yang disiplin mampu membuatnya menjadi seperti yang sekarang ini. Hal-hal yang diajarkan antara lain adalah etos kerja yang baik, kesabaran dan profesionalitas.

Mengapa Memilih Label Marista Santividya?

Marista menyatakan bahwa produk yang dia buat terinspirasi dari kekayaan alam Indonesia sendiri. Menurutnya, dengan mencintai produk lokal sama saja dengan mencintai Tanah Air. Selain itu, secara khusus wanita harus nyaman dengan apa yang dipakai. Ketika wanita tersebut merasa nyaman, dia akan terlihat cantik.

“Orang cantik banyak. Tapi, cantik yang terpancar dari dalam, tidak banyak wanita memilikinya. Dengan sepatu yang saya rancang ini, saya bisa memberikan kenyamanan bagi wanita yang memakainya dan memberikan kecantikan tersendiri bagi mereka,” kata Marista.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home