Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:36 WIB | Rabu, 15 Desember 2021

Mata Uang Lebanon Terus Merosot Akibat Krisis Berkepanjangan

Demonstran membakar ban dalam protes di belakang memburuknya kondisi kehidupan, di Beirut, pada 29 November 2021. (Foto: dok. Reuters)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Mata uang nasional Lebanon semakin jatuh pada hari Senin (13/12), diperdagangkan di pasar gelap hampir 20 kali lipat nilainya dari dua tahun lalu, memperburuk inflasi dan keputusasaan masyarakat.

Pound Lebanon diperdagangkan pada 27.000 terhadap dolar AS di pasar gelap, mencapai titik terendah baru dalam lintasan penurunannya sejak Oktober 2019, karena ekonomi Lebanon mengalami kejatuhan. Mata uang secara resmi dipatok pada 1.500 pound terhadap dolar AS.

Keruntuhan ekonomi telah digambarkan sebagai salah satu yang terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun. Inflasi dan harga barang-barang pokok telah meroket di Lebanon, yang mengimpor lebih dari 80 persen untuk barang-barang kebutuhan pokok.

Kekurangan pasokan dasar, termasuk bahan bakar dan obat-obatan, dan pembatasan penarikan dan transfer bank, terutama dalam mata uang asing, telah meningkatkan keputusasaan orang Lebanon di negara yang dulunya adalah kelas menengah.

Kemiskinan telah meningkat secara eksponensial sementara kelas politik, yang dituduh melakukan korupsi dan salah urus pemerintahan selama bertahun-tahun, gagal menawarkan solusi drastis untuk krisis tersebut. Negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk rencana pemulihan telah macet dalam ketidaksepakatan politik dan menyalahkan perdagangan.

Penurunan terbaru dalam nilai tukar mata uang mengikuti arahan bank sentral pekan lalu yang mengubah nilai tukar yang digunakan ketika deposan melakukan penarikan dari rekening dolar yang ada menjadi 8.000 pound per dolar, naik dari sebelumnya 3.900 per dolar.

Arahan tersebut memungkinkan orang untuk memulihkan uang yang belum dapat mereka akses karena kontrol modal informal yang diberlakukan oleh bank pada awal krisis. Tetapi para ahli mengatakan itu memberi lebih banyak tekanan pada mata uang nasional karena bank sentral akan mencetak lebih banyak pound, semakin menurunkan nilai dan daya beli mereka. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home