Matahari Sabit di Atas Tugu Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kawasan Tugu Yogyakarta pada Rabu (9/3) pagi menjadi tempat berkumpulnya masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian. Sejak pukul lima pagi, masyarakat secara berduyun-duyun mulai memenuhi kawasan yang berdekatan dengan Pasar Kranggan Yogyakarta dan Jembatan Godolayu, Kalicode Yogyakarta.
Dalam pantauan Satuharapan.com, tercatat tidak kurang 20 ribu orang memadati kawasan tersebut. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan terkait keselamatan pengunjung, sejak pukul 05.00 WIB mulai dilakukan pengalihan lalu-lintas. Dengan dibantu instansi terkait, Polresta Yogyakarat menutup jalan menuju Tugu (sebagian Jalan Diponegoro, Jalan A.M. Sangaji, dan Jalan Jend. Sudirman) dan semua kendaraan bermotor diarahkan ke jalan lain di sekitarnya.
Masyarakat mulai memadati kawasan Tugu sejak pukul 05.00 pagi. Sambil menunggu, beberapa melakukan olahraga ringan maupun bersepeda di ruas jalan yang sudah dibebaskan dari kendaraan bermotor.
Di banyak tempat di Yogyakarta masyarakat juga melakukan sholat gerhana. Masjid Gede Yogyakarta yang berada di barat alun-alun sejak pukul 06.00 WIB ramai dikunjungi jamaah yang hendak melaksanakan sholat gerhana.
Selain di kawasan Tugu, pengamatan gerhana matahari juga dilakukan di Alun-alun Utara Yogyakarta, serta Kampus Univ. Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Gerhana matahari sebagian di Yogyakarta
Menyambut gerhana matahari di wilayah Yogyakarta, beberapa komunitas yang tertarik dengan fenomena astronomi melakukan pengamatan dan mendokumentasikannya. Jogja Astro Club (JAC) salah satunya. Selama sebulan JAC mempersiapkan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar dengan membentuk Laskar Gerhana Yogyakarta.
Ditemui Satuharapan.com di Alun-alun Utara Yogyakarta Rabu (9/3), Adyn Faradila, salah seorang pengurus JAC menjelaskan komunitas yang memiliki sekretariat di Gejayan, Suropadan-Sleman, sebulan sebelumnya telah merekrut sekitar 100 relawan untuk melakukan sosialisasi terhadap informasi fenomena gerhana matahari, cara mengamati yang aman, hingga cara dokumentasi.
"Tadi kita mencatat, puncak gerhana pada pukul 07.23 WIB, dan berakhir sekitar pukul 08.36 WIB. Diluar pengamatan gerhana matahari saat ini, kita rutin melakukan diskusi dua minggu sekali. Namanya Saturday Night Gathering (SNG). Di situ kita bisa berdiskusi tentang fenomena astronomi yang terjadi semisal hujan meteor, gerhana matahari cincin, gerhana bulan, serta dampaknya bagi bumi. Kita belajar bersama," kata Adyn di sela-sela pengamatan gerhana matahari.
Pada pengamatan gerhana matahari di Yogyakarta, JAC menyediakan 3 teleskop yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk melihat gerhana secara bergantian serta sebuah teleskop dalam rentang lensa 540 mm yang telah dilengkapi filter ND dan dipasangkan pada kamera untuk memotret dan mendokumentasikan gerhana secara time-lapse.
"Tak kiro aku iso ndelok srengenge-ne koyok mbulan pas tanggal tuo, jebul podho wae, (saya pikir bisa melihat matahari seperti melihat rembulan pas tanggal tua berbentuk sabit. ternyata sama saja)," seorang ibu yang ikut menyaksikan gerhana matahari di sekitar kawasan Tugu Yogyakarta berseloroh pada anaknya yang sudah mahasiswa. Tidak urung, selorohan tersebut berujung pada candaan segar di antara pengunjung.
Masih ada anggapan yang belum pas di masyarakat tentang fenomena gerhana matahari sebagian. Ekspektasi masyarakat bisa menyaksikan gerhana matahari dalam remang-remang cahaya berbentuk sabit naik di atas langit secara langsung.
Ya, matahari sabit pagi ini memang naik sepenggalah di atas Tugu Yogyakarta. Namun dalam pengamatan perlatan ataupun kacamata yang tepat.
India Rayakan Diwali, Menyalakan Lampu Tanah Liat Yang Jumla...
LUCKNOW-INDIA, SATUHARAPAN.COM-Jutaan warga India mulai merayakan festival lampu Hindu tahunan, Diwa...