Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:30 WIB | Selasa, 18 Agustus 2015

Megawati: Ada KMP dan KIH, So What?

Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri, saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Kebangsaan dalam Rangka Memperingati Hari Konstitusi dengan tema 'Mengkaji Sistem Ketatanegaraan Indonesia: Apakah Sudah Baik', di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/8). (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengkritik perilaku anggota dewan yang semakin jauh dari harapan para pendiri bangsa. Menurut dia, semangat musyawarah dan gotong royong sebagaimana tertuang di dalam Pancasila telah bergeser dengan semangat politik praktis.

"Emang voting itu enak sekali, yang banyak itu pasti menang. Ada Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), so what? Kalau voting pasti menang KMP," ucap Megawati dalam Seminar Nasional Kebangsaan dalam Rangka Memperingati Hari Konstitusi dengan tema 'Mengkaji Sistem Ketatanegaraan Indonesia: Apakah Sudah Baik', di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/8).

Dia menambahkan, sistem voting memang diatur dan dijamin oleh sistem kenegaraan. Namun, sistem tersebut tidak sesuai dengan semangat Pancasila dan cita-cita para pendiri negara. "Apakah itu artinya republik yang sudah merdeka 70 tahun? Itu tidak ada artinya," ujar Mega.

Dalam pandangan dia, lunturnya semangat Pancasila dalam ketatanegaraan Indonesia telah mengkhawatirkan. Sebab, kecenderungan tersebut semakin menguat di dewan. Megawati pun bercerita tentang dewan yang menggulingkan beberapa Presiden RI karena politik praktis.

Dia menambahkan, mulai dari Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno, yang pernah didaulat sebagai Presiden Republik Indoenesia seumur hidup, kemudian Presiden Soeharto yang digulingkan setelah memimpin 32 tahun, hingga Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang akhirnya diturunkan hanya dalam kurun waktu dua tahun.

"Indonesia paling pintar melengserkan Presiden. Apakah itu jati diri kita? Ketika dalam ketatanegaraan kita founding fathers sudah memilih negara yang dibangun bentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan kerajaan. Karena republik ada presiden," kata Megawati.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home