Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 23:20 WIB | Jumat, 16 Oktober 2015

Menag: Penanganan Kasus Singkil Harus Komprehensif

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memberikan keterangan kepada media terkait kasus pembakaran gereja Aceh Singkil di Rumah Dinas Kapolri, Jakarta, Selasa (13/10). Kapolri mengatakan pihaknya akan mengusut tuntas kejadian tersebut serta mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan penanganan kasus yang terjadi di Aceh Singkil akan dilakukan secara komprehensif sehingga diharapkan tidak terjadi lagi peristiwa serupa.

"Presiden berpesan bahwa kasus itu harus ditangani dengan serius, terfokus, dan penuh kehati-hatian, karena persoalan di Singkil itu tidak sepenuhnya adalah persoalan agama," kata Menteri Agama kepada wartawan di Kompleks Istana Presiden Jakarta, hari Jumat (16/10).

Menag mengatakan peristiwa di Aceh Singkil tersebut harus dilihat secara menyeluruh dan komprehensif sehingga bisa memahami apa yang sesungguhnya terjadi.

"Sekarang ini sedang didalami. Kemenag sejak beberapa hari lalu sudah mengirimkan beberapa staf ke sana," katanya.

Menteri menambahkan, Kemenag memberikan dukungan sepenuhnya kepada Pemda setempat untuk menyelesaikan permasalahan karena ini kan terjadi di daerah dan menjadi kewenangan daerah. "Posisi kami tetap berkoordinasi," ujarnya.

Sementara Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan berharap sekitar 5.000 pengungsi di Aceh Singkil diharapkan kembali ke daerahnya masing-masing karena situasi di wilayah tersebut sudah aman.

"Berdasarkan laporan tadi pagi, semua terkendali dan semakin baik. Saat kni pengungsi yang ada diluar sekitar 5.000 orang diharapkan dalam beberapa hari kedepan balik ke daerahnya masing-masing," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, hari Jumat.

Luhut mengatakan, para warga di wilayah itu mengungsi karena mereka ketakutan, namun ternyata tidak seperti yang dibayangkan.

Dia menilai aparat Kepolisian dan TNI mampu mengendalikan keadaan dengan baik dan pemerintah daerah telah melaksanakan tugasnya.

"Saat ini ada sekitar tiga atau empat tersangka namun saat ini kondisi disana sudah kondusif," ujarnya.

Dia menjelaskan pemerintah telah menempuh langkah-langkah untuk mencegah bentrokan antar agama dengan memberikan sosialisasi bahwa Indonesia adalah negara hukum dan pluralis.

Menurut dia, sebagai negara hukum, tindakan apapun yang melanggar hukum akan diberikan tindakan.

"Negara sebesar Indonesia kalau ada masalah, sepanjang itu bisa dikendalikan maka tidak perlu terlalu dikhawatirkan," tuturnya.

Sebelumnya, bentrok antarwarga terjadi di Kecamatan Simpang Kanan dan Gunung Meria, Aceh Singkil pecah pada Selasa (13/10) pagi.

Dalam bentrok itu diberitakan, satu orang meninggal, empat orang luka-luka dan satu rumah ibadah dibakar.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan polisi telah mengamankan puluhan orang yang diduga terlibat dalam kasus bentrok.

Pernyataan itu disampaikan Kapolri di depan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Mapolres Aceh Singkil, Rabu (14/10).

Dia menyebutkan, polisi terus mengusut kasus bentrok antarwarga tersebut dan sebanyak 45 warga yang diduga terlibat telah diamankan di Mapolres Aceh Singkil.

Dia mengatakan, polisi sudah mengetahui identitas pelaku penembakan warga yang menggunakan senjata mirip senapan angin tersebut. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home