Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 11:58 WIB | Sabtu, 06 Juli 2013

Mencegah Leptospirosi bagi Yang Suka Kegiatan Alam Bebas

Rafting, salah satu kegiatan alam bebas yang digemari. (Foto: istimewa)

ATLANTA, SATUHARAPAN.COM – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC’s) menemukan bahwa orang-orang yang menyukai kegiatan di alam bebas seperti kayak, arung jeram, kano atau berenang memiliki risiko terpapar bakteri leptospirosis. Ada beberapa cara mencegah infeksi agar tetap aman saat berkegiatan.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri. Bakteri ini dibawa oleh kencing binatang yang terinfeksi. Jika binatang tersebut kencing di badan air (misalnya danau, sungai, aliran air) atau tanah, penyakit yang tersebut bisa bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dalam individu.

Leptospirosis terdapat di seluruh dunia, tapi lebih cenderung ditemukan di daerah tropis. Risiko akan lebih besar setelah bencana, banjir, atau hujan lebat.

Membuat Masyarakat Paham

Orang-orang selalu ingin melakukan kegiatan yang behubungan langsung dengan air yang jernih, udara segar, tanah yang lembab saat mereka ikut serta dalam kegiatan alam bebas. Contohnya, mereka mungkin secara tidak sengaja menelan air ketika berenang di danau atau mendapat luka terbuka yang kotor selama pendakian di tempat berlumpur.

Penggiat alam bebas seperti kayak, kano, mendaki, memanjat, dan kegiatan sejenis lainnya akan meningkatkan infeksi leptospirosis. Kegiatan yang sering disebut “pemacu adrenalin” ini, seringkali bakteri yang masuk tubuh seseorang dari air atau kontak dengan tanah, menetap dalam periode waktu yang lama.

Jika air atau tanah terkontaminasi dengan bakteri leptospirosis, orang tersebut bisa berpotensi mengembangkan penyakit dalam tubuhnya. Bakteri bisa memasuki tubuh melalui mata, hidung, mulut, atau kulit yang luka.

Gejala

Gejala dapat muncul kapanpun dari dua sampai empat hari setelah terpapar bakteri. Kasusnya seperti gejala mirip flu ringan ataupun tidak ada gejala sama sekali. Saat gejala muncul bisa meliputi panas dingin, muntah, diare, sakit perut, ruam pada kulit. Pada kasus yang lebih serius, bisa menyebabkan infeksi yang mengancam ginjal, hati, paru-paru, dan jantung.

Mengurangi Risiko

Jika kegiatan alam bebas meliputi kontak dengan air atau tanah basah, bisa melakukan beberapa langkah berikut yang bisa mengurangi kemungkinan terkena leptospirosis.

Pertama melakukan survey pada tempat di mana akan dilakukan kegiatan. Apakah pernah ada bencana banjir atau wabah leptospirosis atau tidak, terutama jika tempat tersebut belum pernah dikunjungi sebelumnya. Kemudian menggunakan pakaian dan sepetu yang bisa melindungi tubuh dengan baik. Jika memiliki luka, tunggu sampai luka benar-benar sembuh sebelum berkegiatan dan melakukan kontak dengan alam (jika tidak bisa menunggu, pastikan luka tertutup dengan perban yang tahan air). Usahakan tidak menelan air jika harus berenang .

Jika gejala berlanjut, segera ke dokter. Hal ini sangat penting apalagi setelah melakukan kontak dengan air kotor, tanah basah atau lumpur. Ceritakan dengan lengkap kegiatan yang telah dijalani agar dokter melakukan pemeriksaan dengan lebih mendalam.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home