Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Setyomurti 01:00 WIB | Senin, 23 Februari 2015

Mencintai hingga Terluka

”Anak kecil ini mencintai dengan cinta yang besar karena ia mencintai hingga terluka.”
Bunda Teresa (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Di satu pojok jalan di tempat kami tinggal ditutup sementara, ratusan orang berjejal antre untuk mendapatkan sembako dan angpau pada hari peringatan Tahun Baru imlek. Hari ini demikian ramai, banyak pengemis dan tunawisma entah dari mana datangnya sejak pagi hari mereka sudah berkumpul dan menunggu.  

”Menjadi tanggungjawab kami untuk ikut serta menyejahterakan umat dan masyarakat di lingkungan ini. Menjadi panggilan kami untuk hadir di dunia dan memberi kenyamanan serta kesejahteraan bagi umat manusia, tanpa pandang bulu, siapa, darimana, dan bagaimana orangnya,” jelas Sang Tuan rumah. Sungguh… saya melihat kegembiraan dan ketulusan murni di wajah teman-teman yang membagikan hadiah bagi masyarakat ini. Segera saya mengucapkan ”Gong Xi Fa Cai”dan kemudian menikmati bakso kesukaan saya yang disajikan dalam jamuan terbuka.

Dalam perjalanan pulang saya teringat  perkataan Bunda Teresa ketika ia melayani fakir miskin dan tunawisma di Kolkata India: ”Orang-orang miskin, orang-orang lapar, orang telanjang, para tunawisma adalah orang-orang yang sangat mengagumkan dan kita berutang kepada mereka rasa terima kasih yang besar karena mereka memberikan kepada kita kesempatan untuk mencintai Allah melalui mereka.”

Suatu hari seorang bocah Hindu berumur empat tahun datang membawa gula untuk diberikan kepada Bunda Teresa sembari berkata, ”Aku tidak makan gula selama tiga hari, dan aku mengatakan kepada ibuku bahwa aku akan memberikan gula ini kepadamu, supaya engkau membagikannya kepada orang miskin.” Dalam buku hariannya Bunda Teresa menulis: ”Anak kecil ini mencintai dengan cinta yang besar karena ia mencintai hingga terluka.”

Suatu malam Bunda Teresa mengambil beras untuk diberikan kepada seorang ibu dengan delapan orang anak yang tidak makan selama beberapa hari. Ibu itu kemudian membagi beras itu menjadi dua bagian, dan kemudian ia pergi. Ketika Bunda Teresa bertanya kepadanya, ”Ke mana engkau pergi? Apa yang telah engkau buat?” Ibu itu menjawab, ”Mereka juga lapar”.

Selamat memberi dengan hati murni!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home