Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:46 WIB | Senin, 04 April 2016

Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi

Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi
Imigran dideportasi ke Turki dari pelabuhan Mytilene, 4 April 2016. Pengembalian imigran oleh Yunani ke Turki di bawah kesepakatan dengan Uni Eropa (UE) memicu kekhawatiran kelompok bantuan, seiring dengan upaya Athena untuk mengatasi beban pengungsi yang tiba di negara itu. Sekitar 51 ribu pengungsi dan imigran yang berupaya mencapai Eropa utara terjebak di Yunani setelah negara-negara Balkan menutup perbatasannya. Setiap harinya, ratusan lebih imigran mendarat di pulau-pulau Yunani meski kesepakatan dengan UE telah diterapkan. Aris Messinis/AFP PHOTO
Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi
Seorang bocah berdiri di depan api unggun di kamp sementara yang didirikan pengungsi dan imigran yang terjebak di perbatasan Balkan yang ditutup, 3 April 2016, dekat desa Idomeni di perbatasan Yunani-Makedonia. Bulent Kilic/AFP PHOTO
Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi
Dua anak di gerbong kereta di dekat kamp di perbatasan Yunani-Makedonia, dekat Desa Idomeni, Yunani pada 30 Maret 2016, tempat ribuan pengungsi dan imigran telantar diblokade di perbatasan Balkan. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 30 Maret 30 2016 meminta masyarakat dunia untuk bersama menangani persoalan pengungsi Suriah. AFP PHOTO/Sakis Mitrolidis
Mendagri Jerman Usulkan Kesepakatan dengan Afrika Utara Atasi Pengungsi
Para imigran bermain sepak bola di kamp sementara di perbatasan Yunani-Makedonia pada 30 Maret 2016, tempat ribuan pengungsi dan imigran terdampar karena blokade perbatasan Balkan. AFP PHOTO/Sakis Mitrolidis

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Dalam Negeri Jerman pada hari Minggu (3/4) mengatakan arus masuk pengungsi ke Eropa sudah mencapai puncaknya, dan kesepakatan dengan negara-negara Afrika Utara diperlukan untuk mencegah migrasi massal ke depannya.

Kesepakatan kontroversial antara Uni Eropa (UE) dan Turki berlaku pada hari ini, Senin (4/4). Berdasarkan kesepakatan itu, Ankara berjanji memulangkan para imigran dari Yunani sebagai salah satu negara anggota UE, dan juga berencana  menyediakan sarana transportasi yang memadai bagi para pengungsi Suriah ke organisasi regional 28 negara Eropa tersebut.

Pada tahun lalu, Jerman menampung lebih dari sejuta pengungsi dan imigran, dan kini arus masuk pencari suaka ke negara itu turun tajam menjadi sekitar 140 orang per harinya melalui perbatasan dengan Austria, kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere.

“Saya dapat mengatakan dengan sangat hati-hati bahwa puncak krisis pengungsi sudah berlalu,” kata de Maiziere seperti dilansir surat kabar tagesspiegel am Sonntag beberapa pekan setelah negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka dari serbuan para imigran.

Namun, de Maizire menambahkan bahwa “masih terdapat beberapa masalah yang harus kita atasi.”

“Hal itu termasuk pengimplementasian kesepakatan yang dicapai bersama Turki, dan juga mencari solusi atas potensi imigran menggunakan rute alternatif seperti Libya dan Italia,” ujarnya.

“Jika para imigran menggunakan rute tersebut, kita perlu mencari solusi bersama seperti yang kita lakukan bersama Turki dan juga berunding dengan negara-negara Afrika Utara,” tambahnya. (Ant).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home