Loading...
INSPIRASI
Penulis: Gabriel Satyoadi 00:47 WIB | Kamis, 05 Maret 2015

Menggulirkan Kebaikan

Mulai dari diri sendiri
Foto: www.vemale.com

SATUHARAPAN.COM – Ketika menikmati liburan bersama rekan-rekan, kami bepergian ke sebuah telaga, terasa sekali betapa nuansa sunyi nan asri. Pemandangan hijau, indah, segar membentang, di kejauhan tampak gunung biru, dengan suasana lengang. Burung-burung, kupu-kupu, dan capung pun berterbangan.

Tiba-tiba seorang teman memecah kesunyian, dengan melemparkan batu ke dalam telaga. Teman yang lain pun mengikutinya, dengan melempar batu pipih ke dalam telaga. Bagai sebuah pertandingan, ada yang lemparan batunya langsung tenggelam, ada yang memantul hingga beberapa kali, baru kemudian tenggelam. Air telaga yang tenang, seketika berubah menjadi beriak dan bergelombang.

Barangkali seperti itu, tren yang positif ataupun negatif, bergulir dari seorang kawan atau model, yang kemudian diikuti oleh yang lain menjadi sebuah gaya hidup. Begitu gampangnya orang membawa pengaruh, apalagi hal-hal yang negatif. Sebaliknya, betapa sulitnya memberi pengaruh positif.

Sejak SMA, saya biasa membawa bekal ke sekolah. Kebiasaan itu terbawa hingga sekarang, ketika menjadi mahasiswa. Selain lebih sehat, membawa bekal dari rumah mengajarkan kepada saya tentang pola hidup sederhana. Tentu, sangat berbeda dengan gaya hidup teman-teman yang lebih memilih menikmati makan siang di resto postmo dan bergengsi. Awalnya, banyak yang mengejek, apalagi ketika sebelum menyantap memulai dengan doa, ejekan berubah menjadi olokan.   Ibarat "biar anjing menggonggong kafilah tetap berlalu." Tidak perlu malu, tidak usah minder, kalau itu baik dan benar, mengapa harus dihentikan? Terus saja!.

Lama-kelamaan, mulai ada beberapa rekan yang ikut membawa bekal. Kami makan bersama, bahkan kadang bisa berbagi lauk dengan yang lain, saling mencicipi, termasuk berbagi makanan dengan kawan yang tidak membawa bekal. Memang berkurang, tetapi terasa lebih nikmat dalam kebersamaan.

Menggulirkan nilai kebaikan, kesederhanaan, kedisplinan,dan kesetiakawanan, bagai melempar batu ke air yang tenang, lama-lama menjadi gerakan, bahkan gelombang. Menggulirkan perubahan memang harus dimulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home