Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:46 WIB | Rabu, 27 April 2016

Menteri ESDM Didoakan Masuk Surga Jika Listriki Maluku Barat Daya

Sudirman Said. (Foto: Dok. satuharapan.com/esdm.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi sejumlah daerah di tanah air di mana ketidakadaan listrik menjadi hal yang sangat memprihatikan.

Ketika mengunjungi Nias, Papua, dan Maluku Tenggara Barat beberapa waktu lalu, dia mengatakan di sana masih banyak penduduk di pulau-pulau yang belum menikmati listrik. Bupati Maluku Barat Daya (MBD) bahkan mendoakan dirinya masuk surga jika menyediakan listrik untuk masyarakat setempat.

“Bupati Maluku Barat Daya dalam satu pertemuan di Ambon, mengatakan kepada saya: ‘Bapak, kalau Bapak bawa listrik kepada masyarakat kami, Bapak tidak usah sembahyang Jumat pun, Bapak akan masuk surga’,” kata Sudirman Said dalam sambutan acara diskusi “Listrik untuk Keadilan” di Jakarta, hari Rabu (27/4) seperti dikutip esdm.go.id.

Dalam kesempatan itu, Sudirman Said juga menceritakan pengalamannya yang tidak memperoleh akses listrik pada masa kecilnya 50 tahun lalu. Bahkan ketika dia menjadi Menteri ESDM saat ini masih banyak daerah terpencil di Indonesia yang belum teraliri listrik.

“Saya punya pengalaman hidup tanpa listrik dimasa kecil. Bagaimana Ibu saya membesarkan kami anak-anaknya dengan akses listrik yang hampir tidak ada. Betapa sulitnya kehidupan saat itu. Tapi itu 50 tahun yang lalu,” kisahnya.

“Sekarang, ketika saya sebagai Menteri ESDM, saya menjalani berbagai pelosok Indonesia, kehidupan seperti yang saya alami 50 tahun yang lalu tanpa listrik, ternyata masih dialami oleh sebagian rakyat Indonesia yang hidup di daerah yang jauh dan terpencil, mulai dari bagian barat sampai timur Indonesia,” katanya.

Sudirman mengaku, listrik merupakan kebutuhan dasar manusia modern dan tanpa listrik tidak ada peradaban modern. Menurutnya, listrik adalah pembuka jalan menuju peradaban modern dan tanpa listrik pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.

“Lebih ekstrim lagi saya mau mengatakan bahwa listrik adalah hak asasi manusia modern. Karenanya negara ataupun pemerintah dunia wajib menyediakan akses listrik kepada setiap insan manusia,” katanya.

Program Indonesia Terang

Menurut datanya, ada 12.659 desa tersebar diseluruh Indonesia yang belum memiliki akses listrik dari PLN, 2.519 di antaranya masih gelap gulita di malam hari, artinya bahkan mengupayakan genset bersamapun, masyarakat itu tidak mampu.

Desa-desa itu terletak mayoritasnya di Papua dan kawasan timur Indonesia lainnya. Rasio Elektrifikasi (RE) nasional saat ini ada diangka 87 persen, pemerintah mentargetkan 97 persen pada 2019. Namun masih ada 56 kabupaten yang RE-nya masih dibawah 50 persen, 46 di antaranya ada di Timur, selebihnya ada di Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Kepulauan Riau, Nias dan Mentawai.

“Ini semua menjadi tugas pemerintah dan tugas kita bersama kita untuk memberikan keadilan, dengan menyiapkan listrik bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil tersebut,” katanya.

Sudirman mengatakan bahwa untuk menjangkau daerah-daerah tersebut tidak bisa dilakukan dengan Business as Usual (bisnis seperti biasanya). Karena menurut dia daerah-daerahnya jauh, geografisnya sulit, penduduknya tersebar, ekonominya belum berkembang, sehingga pendekatan ekonomi yang selama ini dijalankan oleh BUMN seperti PLN tidak akan dapat bekerja.

Karena itu, kata dia, pemerintah mencanangkan Program Indonesia Terang (PIT). PIT adalah program bersama pemerintah untuk memberikan akses listrik kepada 12.659 desa tertinggal sebelum 2020.

“PIT adalah program multi-approach dengan melibatkan semua pemangku kepentingan: pemerintah, swasta, masyarakat sipil, bahkan dunia internasional. Semuanya akan bersama-sama menyelesaikan upaya percepatan melistriki daerah terpencil Indonesia, menyediakan listrik bagi setiap insan Indonesia di manapun mereka berada,” katanya. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home