Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 19:45 WIB | Sabtu, 16 April 2016

Menteri Transportasi Belgia Mundur, Tidak Tanggap Laporan Bom Brussels

Ilustrasi: Penumpang melewati pemeriksaan keamanan di tenda sementara di Bandara Internasional Zaventem di Brussels, Belgia, hari Minggu (3/4). Bandara dibuka kembali pada hari Minggu dengan hanya tiga penerbangan dalam zona Uni Eropa. (Foto: xinhuanet.com/ Ye Pingfan)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Menteri Transportasi Belgia, Jacqueline Galant , mengundurkan diri atas dugaan  dia  tidak responsif terhadap  laporan kurangnya petugas keamanan saat terjadi aksi terorisme di Bandar Udara (Bandara) Zaventem, Brussels, Belgia beberapa waktu lalu.  

Menurut International Business Times, hari Sabtu (16/4). Jacqueline  dilaporkan menyerahkan pengunduran dirinya tertanggal Jumat (15/4). Banyak pihak di Belgia yang menuduh Jacqueline berbohong setelah mendapat pertanyaan dari Uni Eropa yang mengkritik keamanan di bandara di Brussels tersebut.  Jacqueline menyatakan dia tidak menyadari laporan, yang menyoroti penyimpangan keamanan kunci menjelang serangan pada 22 Maret.

Pengunduran diri Jacqueline terjadi satu hari setelah seorang pegawai  transportasi sipil, Laurent Ledoux, menyerahkan surat pengunduran diri.

Ledoux menyatakan ia meminta dana untuk peningkatan keamanan bandara lebih dari sebulan sebelum serangan teror, tetapi  ditolak Jacqueline.

Chief Executive Officer Bandara Zaventem, Arnaud Feist, hari Minggu (3/4) menjelaskan Bandar Udara (Bandara) Zaventem, Brussels, telah beroperasi kembali pasca aksi terorisme akhir Maret  lalu.

Saat dibuka kembali bandara tersebut hanya melayani penerbangan di beberapa kota besar Eropa. “Hanya melayani beberapa penerbangan ke Athena (Yunani), Torino (Italia, Red) dan Faro di Portugal,” kata Feist kala itu.  

Dalam rangka mewaspadai aksi terorisme di seluruh dunia, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu telah menetapkan Salah Abdeslam, tersangka utama serangan teror di Paris tahun lalu sebagai "teroris global" di bawah hukum AS.

Kementerian memerintahkan membekukan setiap aset yang dimiliki oleh Abdeslam dalam yurisdiksi AS dan melarang warga Amerika Serikat melakukan bisnis dengan dia.

Abdeslam adalah warga Prancis kelahiran Belgia, dan dia melakukan teror atas nama Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS). (ibtimes.co.uk).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home