Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 00:12 WIB | Sabtu, 21 Maret 2015

Menurut JK Mencapai Swasembada Beras Bukan Pekerjaan Berat

Wakil Presiden Jusuf Kalla. (kiri) dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho (kanan) pada pembukaan Sidang Raya XVI PGI beberapa waktu lalu. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla yakin Indonesia bisa mencapai swasembada beras.

“Jadi swasembada itu bukan kerja yang terlalu berat sebenarnya. Kalau pemerintah memperbaiki maka dapat membuktikan itu," kata Wapres di kantornya, Jumat (20/3).

Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan menetapkan  dengan total konsumsi 114 kilogram per tahun,  dengan menambah 1,5 juta ton beras dibanding tahun sebelumnya Indonesia sudah bisa mencapai swasembada beras.

Menurut Wapres, sebelumnya data jumlah konsumsi beras selalu menggunakan takaran yang lebih besar.  

Dengan menggunakan angka tersebut,  konsumsi beras tingkat nasional menurut Kalla mencapai sekitar 27 juta ton.

Kalla menambahkan pencapaian swasembada beras tergantung kepada pengairan sawah, kualitas dan kuantitas pupuk dan ketersediaan lahan.

"Jadi produksi beras memang harus kita review kembali. Mungkin luasan sawah tidak banyak efektif lagi selama ini. Itu juga tentu menurut saya adalah angka-angka sebelumnya," kata Kalla.

Pada 2013, Indonesia mencatat produktivitas beras nasional rata-rata pertahun sekitar 38 juta ton dari 71,28 juta ton gabah kering giling.

Data sementara Badan Pusat Statistik pada Maret 2015 mencatat produksi gabah kering giling pada 2014 sebanyak 70,83 juta ton. Nilai tersebut menurun dari produksi pada 2013 sebesar 0,45 juta ton yang diperkirakan karena penurunan luas panen dan produktivitas tanaman.

Pemerintah telah mengukur konsumsi beras harian Indonesia untuk mengetahui takaran rata-rata konsumsi per kapita terhadap komoditas itu.

Menurut Kalla, pengukuran tersebut dilakukan guna menyesuaikan data jumlah takaran konsumsi beras perkapita yang digunakan di beberapa kementerian dan institusi seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pusat Statistik.

Dalam pengukuran tersebut Wapres menggunakan empat takaran beras dengan jumlah berbeda yang dimasak di penanak nasi elektronik dengan takaran air masing-masing setengah buku jari telunjuk diatas permukaan beras. (Ant)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home