Loading...
INSPIRASI
Penulis: Hananto Kusumo 01:00 WIB | Minggu, 07 Agustus 2016

Merdeka! Untuk Apa?

Merdeka itu ya merdeka!
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Siapa tak kenal Abraham? Tokoh yang sering disebut Abram atau Ibrahim adalah nenek moyang agama-agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Tak heran ia dikenal sebagai ”Bapa orang-orang beriman”.

Abraham dikenal akan imannya, dimulai dari imannya pada janji Allah sehingga ia berani keluar berpetualang menjawab panggilan iman. Butuh visi dan keberanian besar bagi dia untuk memulai suatu petualangan baru.

Keputusan Musa  untuk menghadapi Firaun demi membebaskan bangsanya dari penjajahan Mesir berisiko bukan saja kehilangan kedudukannya sebagai bangsawan, namun juga membawanya ke ancaman kematian.

Para pahlawan kemerdekaan RI yang memilih jargon ”Merdeka atau mati” juga bukan tanpa risiko. Begitu pula Presiden Jokowi menghadapi risiko ditertawakan orang ketika berencana membangun tol laut dan merancang lompatan dalam pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.

Dalam hal sosial, ekonomi, dan politik saja ada risiko, apalagi dalam hal panggilan iman. Yesus, Muhammad, Sidharta Gautama, hingga Konfusius, memikul risiko ditertawakan dan dilecehkan orang karena memenuhi panggilan untuk syiar ajarannya. Namun, pada akhirnya hasil dari perjuangan menjawab panggilan itu menuai buah.

Memang seseorang yang pergi menjalani panggilannya mengambil risiko besar. Namun, diam di tempat juga bukan tanpa risiko. Media-media cetak besar, raja ponsel seperti Motorola dan Nokia, hingga warnet-warnet, yang sempat berjaya di lingkungannya dan pada masanya, karena tak ikut berubah akhirnya gulung tikar. Tanpa perjuangan untuk merdeka, mungkin Indonesia tak pernah merdeka.

Dapat dicatat, pergi menjawab panggilan iman selain memerlukan keberanian, juga memerlukan kepekaan untuk memastikan bahwa panggilan itu benar-benar adalah rencana dan panggilan Allah. Rencana dan panggilan Allah itu memiliki.beberapa ciri berikut:

Pertama, pilihan untuk taat. Hamba Allah harus menyangkal ego diri sendiri atau kelompok-primordial.  Kedua, langkah yang diambil membawa damai sejahtera (syalom), mendatangkan berkat bagi sekelilingnya (kemaslahatan orang banyak).  Dan ketiga, langkah itu disertai kesediaan diri untuk berkorban.

Sesungguhnya, pergi menjawab panggilan iman itu membebaskan dari penindasan dan ketidakadilan, serta mendatangkan damai sejahtera. Jadi, jangan asal merasa menjawab panggilan iman jika tindakan yang dilakukan justru malah meneror atau menindas. Merdeka itu ya merdeka. Merdeka itu diperjuangkan bukan untuk menindas pihak lain.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home