Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:42 WIB | Jumat, 15 Januari 2016

Mesir Perpanjang Operasi Militer di Yaman

Warga berkerumum di puing-puing rumah di Sanaa, Yaman yang hancur oleh serangan bom dari pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. (Foto: dari un.org)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Mesir, hari Kamis (14/1), mengatakan negara itu akan memperpanjang mandat hingga setahun untuk mendukung koalisi militer pimpinan Arab Saudi memerangi pemberontak Huthi di Yaman.

“Dewan Pertahanan Nasional sepakat untuk memperpanjang partisipasi angkatan bersenjata kami dalam misi tempur di Teluk Persia, Laut Merah dan Selat Bab al Mandab,” menurut pernyataan dari kantor Presiden Abdel Fattah al Sisi.

Mesir, negara Arab dengan jumlah penduduk terbesar, terlibat dalam operasi militer koalisi pimpinan Arab Saudi sejak Maret tahun lalu setelah pemberontak Huthi merebut sebagian besar wilayah Yaman.

Menurut pernyataan tersebut, perpanjangan operasi militer penting dilakukan “untuk periode setahun atau hingga misi berakhir.”

Presiden Sisi beralasan keterlibatan Mesir dalam perang di Yaman diperlukan guna menjamin keamanan jalur pelayaran Laut Merah termasuk Selat Bab al Mandab yang dilewati banyak kapal dari dan menuju Terusan Suez.

Utusan PBB Tinggalkan Yaman Tanpa Hasil

Sementara itu utusan PBB untuk Yaman meninggalkan Sanaa yang dikuasai pemberontak tanpa hasil pada hari Kamis (14/01) setelah sebuah misi yang ditujukan untuk mencapai perjanjian perundingan antara pemberontak dan pemerintah.

“Kami belum menentukan tanggal baru untuk perundingan babak selanjutnya,” kata Ismail Ould Cheikh Ahmed kepada para reporter di bandara Sanaa sebelum pergi.

Diplomat asal Mauritania itu mengatakan dia khawatir dengan “penderitaan warga Yaman”, namun dia berharap “bisa segera kembali” ke meja negosiasi.

Pemerintah Yaman bernegosiasi dengan pemberontak dan sekutu mereka bulan lalu di Swiss selama enam hari yang berakhir tanpa ada terobosan berarti.

Ould Cheikh Ahmed tiba di Sanaa pada hari Minggu untuk sebuah kunjungan dengan tujuan meyakinkan pemberontak Huthi yang didukung Iran dan sekutunya menghadiri perundingan damai babak baru.

Menteri Luar Negeri Abdel Malak al-Mekhlafi mengatakan pada Sabtu bahwa perundingan tersebut awalnya akan dimulai pada 14 Januari, namun ditunda sampai 20 atau 23 Januari. (AFP/Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home