Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 15:57 WIB | Sabtu, 28 Desember 2013

Minyak AS Ditutup di Atas 100 Dolar Per Barel

Pipa minyak di Sudan Selatan. (Foto: africanarguments.org)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak AS ditutup di atas 100 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Oktober pada Jumat (Sabtu, 28/12 pagi WIB), setelah laporan mingguan persediaan minyak AS menunjukkan permintaan kuat untuk minyak mentah dan produk-produk minyak.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 77 sen menjadi berakhir di 100,32 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik 20 sen menjadi menetap pada 112,18 dolar AS (sekitar Rp 1,375 juta) per barel di perdagangan London.

Persediaan minyak mentah AS turun 4,7 juta barel, lebih besar daripada 2,2 juta yang diperkirakan oleh para analis dalam survei Wall Street Journal.

Stok bensin turun 600.000 barel, sementara analis telah memproyeksikan sebuah penambahan satu juta barel.

“Permintaan masih datang,” kata Stephen Schork dari perusahaan konsultan Schork Group. Data merupakan “laporan yang mendukung,” tambahnya.

Schork mengatakan, ia sangat terkesan dengan peningkatan 1,8 persen pada permintaan bensin dari pekan sebelumnya, meskipun cuaca yang buruk telah menghambat mengemudi di beberapa negara bagian.

Laporan itu muncul di tengah tanda-tanda lain peningkatan ekonomi AS. Laporan awal pekan ini tentang penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama dan klaim pengangguran juga telah mengalahkan harapan.

Schork mengatakan penurunan persediaan minyak mentah tidak begitu penting karena penyuling biasanya mengurangi persediaan sebelum akhir tahun untuk tujuan pajak.

Pedagang minyak juga telah mengawasi perkembangan di Sudan Selatan beberapa hari terakhir ini, tempat kekerasan di wilayah penghasil minyak utama telah menghambat produksi minyak mentah dan menyebabkan berbagai evakuasi pekerja ladang minyak.

Para pemimpin Afrika Timur di Nairobi pada Jumat mengumumkan bahwa Pemerintah Sudan Selatan telah sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata setelah pertempuran berat dengan pemberontak hampir dua minggu.

Pernyataan itu tampaknya memberikan secercah harapan pertama untuk gencatan senjata sejak pertempuran dimulai, tetapi setelah pertempuran di beberapa daerah strategis penghasil minyak di utara negara itu. (AFP/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home