Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Hoyaranda 03:47 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Mudah Terhina? Janganlah Sedemikian Rendah Diri!

”Tak ada seorang pun yang dapat membuat perasaan saya kerdil tanpa saya memberikan izin untuk itu” (Eleanor Roosevelt)
Zinedine Zidane "menanduk" Marco Materazzi (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Masih ingat Zinedine Zidane? Dialah penerima berbagai penghargaan tertinggi persepakbolaan dunia, bahkan dianggap salah satu pemain  sepak bola terbaik sepanjang sejarah.

Namun, ada catatan kelam Zizou, demikian ia kerap disapa,  di lapangan hijau, yaitu ketika dalam salah satu permainan laga Piala Dunia 2006, pemain unggulan Perancis ini terpaksa keluar lapangan karena melakukan kekerasan fisik atas pemain Itali.a

Pemain Italia, Marco Materazzi, di tengah permainan, mendekati Zinedine dan mengeluarkan kata-kata yang menghina ibu Zinedine. Zinedine tersinggung dan "menanduk" Marco dengan kepalanya. Tentu saja itu merupakan pelanggaran berat dan Zinedine dikeluarkan dari lapangan. Dan sudah pasti keluarnya Zizou menjadikan tim Prancis lemah.

Mungkin ada orang yang berkata: sepantasnya Zinedine tersinggung. Sangat tidak patut di tengah permainan disampaikan penghinaan yang membuat pemain lain tersinggung. Betul sekali. Tetapi, jika dipertanyakan, pada akhirnya sebenarnya siapa yang dirugikan: Marco atau Zinedine?

Yang pasti Marco menjadi korban kekerasan;  karena korban dan bukan pelaku, ia tetap bisa bermain. Kekerasan fisik di lapangan, haram hukumnya. Ternyata yang menjadi the looser adalah Zinedine yang dihina. Bisa diduga, Marco sudah tahu bahwa Zizou mudah tersinggung, dan jangan-jangan Marco dengan sengaja menghina Zinedine dengan tujuan agar Zizou tersinggung dan melakukan pelanggaran, hal mana akan menguntungkan pihak lawan. Cerdas sekali, bukan?

Nah, bagaimana jika Zinedine tidak melakukan kekerasan? Lemahkah ia? Apakah dengan mengabaikan penghinaan Marco, Zinedine akan turun derajatnya karena ibunya dihina?

Sesungguhnya, jika saja Zinedine berkata, ”Tahu apa kau tentang ibuku? Akulah yang tahu sebenarnya ibuku seperti apa. Kau tidak ada urusan dengan ibuku, jadi buat apa aku menghiraukan kata-katamu.”

Jika Zizou bisa mengabaikan penghinaan siapa pun, ia akan bisa mengendalikan situasi di mana ia berada.  Namun, yang terjadi adalah sebaliknya: Zizou menganggap Marco orang penting yang penilaiannya akan memengaruhi dirinya. Berarti, Zizou menganggap Marco lebih kuat darinya. Itulah yang mengakibatkan ia ingin melawan: karena merasa lebih lemah, ia merasa perlu menunjukkan kekuatannya. Namun, ia sendiri yang rugi! Zizou tidak mengendalikan situasi, melainkan dikendalikan oleh situasi, oleh lingkungan, oleh Marco.

Tak seorang pun ingin berada pada situasi tak nyaman seperti Zizou. Namun jika terjadi, kata-kata isteri Presiden Franklin D Roosevelt, Eleanor, berikut ini akan sangat membantu: ”Tak ada seorang pun yang dapat membuat perasaan saya kerdil tanpa saya memberikan izin untuk itu.” Artinya? Kendali hati saya ada di tangan saya, bukan di tangan orang lain. Jika saya membiarkan orang lain mengendalikan suasana hati saya, maka terjadilah. Namun jika tidak, niscaya suasana hati dapat terus terjaga dan saya bisa memenangkan situasi. Siapapun yang ingin merusak suasana hati saya tidak akan pernah berhasil jika saya tidak merasa diserang kekuatan yang lebih hebat dari saya. Karena saya cukup kuat untuk tidak terpancing.

Jadi siapa yang membuat saya marah? Saya sendiri karena saya mengizinkan diri saya marah. Siapa yang membuat saya tersinggung? Saya sendiri karena saya mengizinkan orang lain menyinggung perasaan saya. Siapa yang membuat saya harus melawan? Saya sendiri karena saya membiarkan orang lain merasa lebih kuat dari saya. Hanya jika saya merasa lebih lemah dan lebih rendah dari sosok di luar sana itu, saya perlu melawan. Hanya jika saya rendah diri, saya mudah terhina.

Dalam masa menjelang Pilkada ini sungguh banyak penghinaan, pelecehan dan kata-kata buruk yang telah dan akan dilontarkan. Apakah kita akan tersinggung atau tidak, bukan tergantung mereka yang melontarkannya melainkan tergantung pada kita yang menerimanya. Semoga Pilkada tahun depan berjalan dengan lancar tanpa gejolak.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home