Loading...
RELIGI
Penulis: Kartika Virgianti 19:33 WIB | Selasa, 17 Juni 2014

Musik Modern di Gereja Akibat Ada Ketidakpuasan Kaum Muda

Konsultan Musik Gereja, Rahel Daulay, M.L.M. (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konsultan Musik Gereja, Rahel Daulay memaparkan perkembangan musik gereja dewasa ini atau dikenal dengan musik gereja kontemporer muncul akibat adanya ketidakpuasan dengan musik sebelumnya baik secara musikalitas maupun teologi.

Musik kontemporer berarti lirik dan musik yang dirancang untuk waktu sekarang baik menggunakan metafora, slogan dan kiasan yang sedang marak dipakai pada waktu penulisan lagu (bisa juga disebut lagu modern misalnya musik pop, jazz, swing, dll).

“Sekarang semua gereja menggunakan musik modern dalam ibadahnya, terkadang alasannya bukan semata-mata karena makna teologis, tetapi juga karena gereja tidak ingin ketinggalan tren memenuhi kebutuhan anak muda,” kata Rahel dalam acara Konsultasi Nasional Musik Gereja  2014 bertema ‘Nyanyikanlah Nyanyian Baru Bagi Tuhan (Mazmur 96:1A), diselenggarakan oleh Yayasan Musik Gereja (Yamuger) di Graha Bethel Indonesia, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (16/6).

Dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta itu juga menyampaikan pandangannya bahwa munculnya musik kontemporer dalam gereja meskipun tidak diketahui secara pasti, tetapi ini terus berkembang dan semakin menyatu dengan emosi manusia. Sementara dalam ibadah yang mesti dibangkitkan bukan hanya emosi saja, melainkan spritualitas kepada Allah.

“Ada institusi pelatihan musik gereja yang mengecam penggunaan musik pop dalam kegiatan gereja seharusnya tidak digunakan dalam kegiatan ibadah, baik teknik maupun pola permainannya harus dihindari,” ucap Rahel.

“Tetapi saat ini, lagu pop rohani tidak hanya ditemukan di dalam gereja, tetapi juga di luar gereja misalnya di mall, tukang DVD di pasar-pasar, dan banyaknya rumah produksi musik menyebabkan lagu ini dapat ditemukan dengan mudah di manapun,” tambahnya.

Kendati gereja memang perlu membuka diri terhadap musik kontemporer demi penyesuaian terhadap konteks kekinian, namun gereja juga perlu kritis. Pasalnya, penggunaan musik kontemporer ini sudah lintas gereja dan juga lintas dogma ajaran gereja itu sendiri.

“Kreativitas para komposer lagu rohani terkadang juga bisa keluar batas. Kita tahu bahwa penulis lagu rohani sekarang ini kebanyakan bukan dari teolog,” tandasnya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home