Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 18:39 WIB | Kamis, 17 November 2016

Ngayogjazz 2016, Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama

Ngayogjazz 2016, Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama
Ilustrasi poster Ngayogjazz 2016, Sabtu (19/11) di Dukuh Kwagon Desa Sidokerto, Kec. Godean-Sleman. (Foto: Panitia Ngayogjazz 2016)
Ngayogjazz 2016, Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama
Jumpa pers Ngayogjazz 2016 di Alana Hotel Yogyakarta, Kamis (17/11). (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dukuh Kwagon Desa Sidokerto, Godean-Sleman menjadi tempat perhelatan Ngayogjazz 2016. Sebanyak 47 komunitas/club jazz dari berbagai kota akan meramaikan enam panggung musik ditambah satu panggung untuk seni tradisi dimainkan secara serentak pada Sabtu (19/11).

Dengan mengangkat tema Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama yang diinspirasi dari dari Pupuh Sinom Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV, bermula dari kata ‘Amemangun Karyenak Tyasing Sasama’ yang artinya berbuat untuk menyenangkan hati sesama manusia. Dengan tema tersebut diharapkan bisa menyebarkan virus untuk berbuat kebaikan kepada semua orang sekaligus menyebarkan kebahagiaan kepada semua orang. Tidak hanya bagi penyelenggara yang dalam hal ini panitia dan warga desa setempat, tetapi juga kepada pengisi acara dan penonton yang hadir hingga masyarakat luas.

Dalam jumpa pers di Alana Hotel, Kamis (17/11) yang dihadiri perupa Agung Leak Kurniawan, Kepala Dukuh Kwagon Sukirman, seniman Komunitas Lima Gunung Tanto Mendut, serta Komunitas Jazz Jogja Harly Yoga Pradana, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan DIY Singgih Rahardjo mengatakan bahwa pemerintah akan men-support kegiatan-kegiatan seniman di Yogyakarta dengan berbagai pendekatan. 

Tanto Mendut memberikan gambaran bagaimana desa adalah sebuah entitas masyarakat paling jazzy dan multikultur. Kaitannya dengan Ngayogjazz yang menjadikan wilayah desa sebagai tempat perhelatan, Tanto memberikan pandangan tentang masyarakat desa yang bisa menjadi daya tarik sekaligus kekuatan.

"Jogja yang paling menarik adalah yang bersaing dengan Jakarta dan Bandung adalah desanya. Suguh, lungguh, senang ketika kedatangan tamu. Itu ciri-cirinya wong desa yang harus dipelajari orang kota dalam hal memahami multikultur," kata Tanto.

Jogja Lapar Ruang Publik

Agung Leak memberikan pandangan tentang peran penting Ngayogjazz ketika mampu menggerakkan culture engine-nya karena usianya yang sudah matang dengan pengalaman empiriknya dalam hal bekerja dengan publik.

"Yang terpenting dan cukup kuat dari Ngayogjazz adalah saat menggunakan ruang publik dimana ruang publik di Yogyakarta sangat minim. Adanya Ngayogjazz menciptakan ruang-ruang publik baru yang selama ini tidak dibayangkan orang. Main ke kampung. Main ke desa. Dan itu menjadi arti baru bagi ruang publik. Ini yang tidak ditemukan pada peristiwa-peristiwa lain," kata Agung.

Lebih lanjut Agung menekankan bahwa pentingnya peran ruang publik bagi masyarakat dimana saat ini Yogyakarta seolah lapar ruang publik dan menjadi perebutan. Agung seolah mengingatkan bahwa pada saat-saat ini Yogyakarta secara kuantitas memang kekurangan ruang publik yang telah banyak berubah fungsi karena banyak hal.

Ting trecep (ungkapan keteduhan, kebahagian dan kedamaian) begitu kata Kepala Dukuh Kwagon Sukiman saat ditanya tentang perasaan warga Kwagon saat akan dijadikan sebagai tempat Ngayogjazz 2016. Beberapa kali terlibat langsung dalam kirab prajurit di Ngayogjazz, Sukiman merasa bahwa terhormat dengan diselenggarakannya Ngayogjazz di Kwagon. Itu artinya akan kedatangan tamu-tamu penting, musisi-seniman dan itu akan menjadi sejarah penting bagi Kwagon.

Ngayogjazz  2016 menyiapkan tujuh panggung yang akan tersebar di padukuhan Kwagon. Selain Monita Tahalea yang dijadwalkan akan menjadi penampil pembuka, Ngayogjazz 2016 akan menghadirkan beberapa musisi yang akan melengkapi kebahagiaan bagi penonton yang akan hadir seperti ; Fariz RM, Tohpati And Friends, Bonita & The Hus Band, Shadow Puppet dan Harvey Malaihollo, Nikita Dompas feat. Mian Tiara, Ricad Hutapea feat Renata Tobing, Sono Seni Ensamble, Komunitas Jazz Jogja,hingga komunitas-komunitas jazz dari seluruh Indonesia. Selain itu, penonton juga bisa menikmati atraksi kesenian tradisional seperti karawitan, kirab bregada, hingga hadrah.

Ting trecep, sebagaimana dikatakan Sukiman atas kehadiran Ngayogjazz di Kwagon yang sepanjang penyelenggaraannya selalu diiringi dengan rintik hujan yang menyejukkan bumi. Sebuah perayaan dengan semangat berbagi kebahagiaan bagi semua orang yang hadir.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home